Medan. Agrotechnopark atau tanaman teknologi pertanian merupakan kawasan yang dibangun untuk memfasilitasi percepatan alih teknologi pertanian yang dihasilkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pemerintah, perguruan tinggi dan badan usaha yang sekaligus sebagai model pertanian terpadu bersiklus biologi (Bio Cyclo Farming).
Hal itu dikatakan Plt Gubsu yang diwakili staf ahli Gubsu Johan Samose pada acara Diseminasi Program Agrotechnopark (ATP) yang digelar Balitbang Sumut di Hotel Madani Medan, Selasa (14/6).Acara Diseminasi yang berlangsung mulai 14-15 Juni 2011 tersebut dihadiri Kepala Balitbang Sumut, H Alwin, Kabid Ekbang Balitbang Sumut Sugih Prihatin, para peserta Bappeda/Balitbang dari propinsi dan kabupaten/kota se-Sumut, perguruan tinggi dan LSM.
“Pembangunan ATP berpatokan pada prinsip keterpaduan, pendekatan bisnis, keberlanjutan, pemanfaatan Iptek serta pemberdayaan masyarakat. Dengan kegiatan ini nantinya dapat memberikan kontribusi dalam program ketahanan pangan Sumatera Utara,” ujarnya.
Di samping itu, dengan pembangunan Agrotechnopark dapat menjadikan daerah sebagai tujuan wisata utama Agro-Edu-Wisata. Sementara di sisi lain, ATP didirikan untuk dapat memfasilitasi upaya peningkatan produktifitas, efisiensi dan nilai tambah produk pertanian.
Melalui penerapan Agroteknologi terpadu diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang terampil, handal dan mandiri sehingga kawasan ATP dapat menjadi contoh penerapan teknologi pertanian, peternakan, perikanan dan pasca panen secara terpadu dari hulu sampai hilir dalam skala besar tanpa limbah.
Ditambahkan, peluang ekonomi yang bisa dikembangkan dalam ATP adalah sistem Multiple Cropping antara panen harian seperti unggas, sapi perah, panen musiman seperti jagung, padi, panen bulanan seperti ikan, panen tahunan seperti tanaman buah, sapi dan olahan lainnya. “Pola ini sangat baik untuk dikembangkan di masyarakat sehingga petani bisa menabung karena adanya panen harian, bulanan dan tahunan,” sebutnya.
Pembangunan kawasan ATP telah dilakukan pencanangannya oleh Gubernur Sumut pada 8 Januari 2009 di Desa Timbang Lawan, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, bekerjasama antara Pempropsu dengan Yayasan Ekosistem Lestari (YEL). “Perkembangannya belum bisa diharapkan dan mengalami stagnasi karena belum memenuhi kriteria Kemenristek,” katanya.
Sementara Kepala Balitbang Sumut, H Alwin mengatakan, pelaksanan diseminasi ini untuk memberikan pemahaman kepada stakeholder tentang pentingnya Agrotechnopark untuk dikembangkan di Sumut. “Selain itu juga untuk mensinergikan program Agrotechnopark dan meningkatkan produktivitas dan nilai tambah produk-produk pertanian dalam upaya peningkatan pendapatan daerah dan masyarakat,” jelasnya.
good. i'm interesting.. :))
BalasHapus