BANDAR LAMPUNG. Bank Indonesia (BI) Bandar Lampung mengatakan kinerja sektor pertanian di Provinsi Lampung mengalami perkembangan melambat dari 4,19% (yoy) pada triwulan IV 2010 menjadi 3,11% (yoy) periode I 2011.
"Kondisi itu diakibatkan cuaca ekstrem sejak pertengahan tahun 2010 yang menjadikan nilai output terutama subsektor tanaman bahan makanan, kehutanan dan perikanan tumbuh melambat," kata Pemimpin Bank Indonesia (BI) Bandar Lampung I Made Subaga Wirya pekan lalu.
Ia mengatakan subsektor perikanan mengalami penurunan produksi sehingga membuat harga ikan laut di pasaran sempat naik hingga 50%. Secara triwulan, kata dia, sektor pertanian mengalami akselerasi dengan nilai pertumbuhan yang meningkat dari -20,24% (qtq) menjadi 27,29% (qtq).
Kondisi itu karena disumbang subsektor tanaman bahan makanan sehubungan telah dimulainya panen rendeng padi sejak Februari 2011 dan mencapai puncaknya pada April 2011. Ia menjelaskan meningkatnya output sektor sektor pertanian terjadi pertumbuhan produksi padi sebesar 0,38% dibandingkan akhir tahun 2010. "Indikator perbankan juga menunjukkan penurunan outstanding kredit pertanian sebesar 0,23% (qtq)," kata dia.
Sementara itu, Provinsi Lampung menargetkan peningkatan produksi padi 7% dibandingkan produksi 2010 sebesar 2,8 juta ton. Lampung diminta meningkatkan produksi padi menjadi 3,061 juta ton untuk mendukung produksi secara nasional sebanyak 70,6 juta ton gabah kering giling (GKG). Sementara, berdasarkan data Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung menunjukkan sampai akhir 2008 dan awal 2009, tercatat luas areal potensi lahan untuk budidaya tanaman pangan dan hortikultura di daerah itu mencapai 1.439.372 ha. Luas itu tersebar di 14 kabupaten/kota, meliputi luas areal sawah 369.376 ha dan luas bukan sawah 1.069.996 ha.
Ekonomi Melambat
Sebelumnya, peneliti ekonomi madya BI Nunu Hendrawanto baru-baru ini mengatakan pertumbuhan ekonomi Lampung pada triwulan I 2011 melambat dibandingkan dengan triwulan IV 2010, yakni dari 6,95% menjadi 6,38%.
Dari sisi permintaan, seluruh komponen mengalami akselerasi pertumbuhan. Sedangkan di sisi penawaran, empat sektor tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. "Empat sektor itu adalah pertanian, industri pengolahan, pengangkutan dan komunikasi, serta sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan," kata Nunu.
Melihat kondisi ini, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Lampung pada triwulan II 2011 akan berada pada 4,72%—5,72% (yoy).
Di sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi akan didorong sektor pertanian mengingat masa panen puncak tanaman bahan makanan dan tanaman perkebunan seperti padi dan kopi. Sementara dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga masih mendominasi pertumbuhan konsumsi. Didukung juga peningkatan upah minimum provinsi (UMP) riil sejalan dengan tekanan inflasi yang cenderung menurun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar