PALAS. Permintaan pasar terhadap pisang meningkat. Namun, produksi pisang di tingkat petani saat ini menurun akibat peralihan cuaca dari musim hujan ke kemarau.
Sunar, pedagang pengepul buah pisang di Kecamatan Palas, mengatakan saat ini buah pisang di tingkat petani sulit dicari. Hal ini disebabkan perubahan cuaca. Sehingga pertumbuhan buah pisang tidak normal.
"Sementara harga pisang sendiri masih tetap normal. Padahal, buah pisang sulit dicari dan permintaan pasar terus meningkat. Kami, membeli pisang di daerah ini langsung dari petani," kata Sunar yang biasa mengirim pisang ke Pulau Jawa dan Jakarta.
Ia menambahkan untuk harga pisang asalan yang berukuran sedang Rp6.000-Rp7.000/tandan, untuk kualitas satu mencapai Rp10 ribu-Rp11 ribu/tandan. Sementara untuk harga pisang yang dia beli di tingkat petani untuk jenis asalan Rp5.000-Rp5.500/tandan, pisang kualitas satu atau besar Rp10 ribu-Rp10.500/tandan.
Dengan kondisi tersebut, dia dan petani pisang berharap harga pisang saat ini bisa meningkat sesuai dengan kebutuhan dan permintaan pasar. "Sejak musim kemarau ini, pisang di wilayah ini buahnya kecil-kecil tidak seperti pada beberapa bulan lalu. Kami juga tidak tahu, mengapa harga pisang ini masih saja normal. Padahal permintaan terhadap buah pisang cukup banyak," katanya.
Sementara itu, Agus, seorang petani pisang, mengatakan sejak musim kemarau ini tanaman miliknya tidak tumbuh normal. Di mana, akibat musim panas, banyak tanaman yang rusak dan patah batang. Sehingga, otomatis pisang yang dihasilkan sangat kecil.
"Bagaimana buahnya akan besar-besar jika cuacanya seperti ini terus. Sebagian pohon pisang di lahan perkebunan saya ini banyak yang patah batang dan roboh akibat musim kemarau dan angin kencang. Saya sangat berharap harga pisang bisa naik," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar