MALANG. Hujan abu Gunung Semeru, yang melanda Desa Gubuklakah dan Desa Wringinanom, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, mengakibatkan tanaman apel dan sayur rusak.
Dua desa itu diguyur hujan abu cukup lebat hingga mengganggu aktivitas warga setempat. Abu Gunung Semeru mulai menghujani dua desa itu sejak Kamis (23/6/2011), sekitar pukul 07.00 WIB hingga siang hari.
Bahkan sejak pukul 10.00 WIB, hujan abu semakin lebat. Warga pun semakin terganggu, karena efek abu itu menimbulkan mata perih. Akibatnya, warga banyak yang berteduh dan menghentikan aktivitasnya, sambil menunggu abu menyingkir dari langit atas dua desa itu.
Hujan abu juga melanda tanaman apel dan sayur milik warga setempat. Warga mengaku tanaman apel dan sayur mereka bisa gagal panen. "Hujan abu juga berakibat pada tanaman apel dan sayur. Tanaman tomat milik saya sudah mulai mengering sejak tadi siang," kata Rohati (46), warga Desa Gubuklakah, kepada wartawan, Kamis.
Hal yang sama juga diakui Ali Usman (45), pemilik kebun apel yang juga petugas Taruna Siaga Bencana (Tagana) Poncokusumo. "Tanaman apel di kebun milik saya juga sudah mulai kering. Sudah tak sempurna lagi," kata pria yang memiliki kebun apel seluas setengah hektar itu.
Kalau tidak segera disemprot obat, tanaman apel itu akan mati secara berlahan-lahan. "Selain daunnya mulai mengering, juga muncul bercak-bercak pada buah apel, sehingga tidak bisa dikonsumsi," kata Ali.
Ditanya berapa kerugian yang dialaminya, Ali tak bisa menyebutkannya. "Karena masih belum jelas berapa pohon yang daunnya mulai mengering. Belum saya hitung," katanya.
Rohati dan dan Ali Usman, juga berharap agar pemerintah setempat memberikan solusi dan bantuan kepada warga yang tanamannya terkena hujan abu Semeru itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar