JAKARTA. Para petani dan nelayan meminta pemerintah untuk menekan laju impor produk pangan sehingga memberi peluang kepada petani dalam negeri untuk lebih leluasa memasarkan produk mereka dalam pasar domestik.
Permintaan tersebut disampaikan oleh petani holtikultura dari Lembang, Jawa Barat, Ishak, dalam video conference antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan petani nelayan peserta Pekan Nasional (Penas) XIII Petani Nelayan 2011 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (22/6).
Menurut Ishak, petani dan nelayan membutuhkan jaminan keberlangsungan usaha di lapangan yang salah satunya harus dilakukan melalui pengendalian impor produk pertanian dan perikanan oleh pemerintah.
Hal senada disampaikan oleh Lukman, petani asal Jambi yang mengeluhkan peredaran gula rafinasi impor di pasaran yang merugikan petani tebu.
"Petani tebu selalu dirugikan dengan beredarnya gula rafinasi," ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Presiden berjanji untuk mengawasi peredaran produk impor sehingga tidak merugikan sektor tertentu.
Ia juga berjanji agar pemerintah selalu mengeluarkan kebijakan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional melalui impor dan upaya peningkatan produktivitas pangan.
Namun, Kepala Negara mengingatkan bahwa perekonomian Indonesia sudah terintegrasi dengan perekonomian global dan karena itu terdapat kerja sama dengan banyak negara lain yang melibatkan kebijakan ekspor dan impor.
"Kita sebenarnya tidak boleh terlalu batasi kerja sama global tapi manakala ada sesuatu yang sangat merugikan komunitas tertentu, pemerintah tidak diam," ujar Presiden.
Pemerintah, menurut Presiden, juga berupaya melakukan intervensi agar tidak terjadi gejolak harga pangan melalui tata mekanisme niaga yang adil sehingga tidak merugikan petani dan konsumen. (ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar