Jakarta. Anggota Komisi XI DPR RI Arif Budimanta mengatakan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), khususnya industri makanan, merupakan sektor yang paling terpengaruh oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

"Ada beberapa sektor UMKM yang akan terkena dampak dari kenaikan BBM. Namun, yang paling terpengaruh pertama kali adalah sektor industri makanan," kata Arif seusai acara `Paparan Strategis CIDES: Dampak Kenaikan Harga BBM pada Sektor UKM di Indonesia` di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, UMKM yang bergerak dalam industri makanan dapat menjadi sektor yang terkena dampak paling besar karena biaya produksinya bisa bertambah sekitar 15 hingga 20 persen ketika harga BBM dinaikkan.

"Selain itu, ada juga dampak lanjutannya, yaitu harga makanan pun ikut naik, karena di dalamnya termasuk ongkos delivery (antar) yang ikut terpengaruh oleh kenaikan harga BBM," kata Arif.

Selain industri makanan, lanjut dia, jasa transportasi merupakan sektor UMKM kedua yang diperkirakan akan terkena dampak kenaikan tersebut.

"Jasa transportasi akan jadi sektor UMKM kedua yang terkena dampak kenaikan BBM, karena bahan bakar merupakan komponen utama dalam biaya produksi sektor tersebut. Sehingga, diperkirakan dampak kenaikan harga sekitar 30 sampai 40 persen terhadap biaya produksi," katanya.

Arif mengungkapkan bahwa secara keseluruhan, kenaikan harga BBM pasti akan mendorong biaya produksi, termasuk biaya pengangkutan.

"Untuk UMKM yang memiliki modal pas-pasan, maka kemungkinan akan mengalami gangguan dalam proses produksinya. Tak hanya itu, kebangkrutan pun juga akan ikut mengancam," katanya.

Arif menambahkan, adanya gangguan dalam proses produksi atau ancaman kebangkrutan akan dapat mengakibatkan terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara besar-besaran dan akhirnya menimbulkan masalah sosial lain yang jauh lebih kompleks.(ant)