Mataram
. Dinas Kehutanan Perkebunan dan Pertanian Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, menargetkan produksi jagung pada musim panen 2012 sebanyak 48.000 ton.

Dinas Kehutanan Perkebunan dan Pertanian Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Ir Muslimin mengatakan, luas tanaman jagung pada 2012 tercatat 6.530 hektare, sementara luas panen 6.125 hektare.

"Angka sementara produksi jagung di Kabupaten Sumbawa Barat mencapai 7,8 ton per hektare. Kami menargetkan produksi jagung pada 2012 mencapai 48.000 ton," katanya, Jumat.

Ia mengatakan, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB telah melakukan uji coba pengembangan jagung dengan sistem tumpang sari tumpang gilir dengan tanaman jagung, kacang hijau, dan kacang tanah.

Uji coba tersebut dilakukan melalui kerja sama dengan Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Sumbawa Barat.

Menurut dia, uji coba tersebut melibatkan kelompok tani Cempaka Desa Senayan, Kecamatan Poto Tano. Di lokasi tersebut telah dilakukan panen raya oleh Wakil Gubernur NTB Badrul Munir.

Muslimin mengakui hingga kini yang menjadi kendala adalah masalah pemasaran yang berdampak terhadap relatif rendahnya harga jagung di daerah ini.

Harga komooditas pertanian tersebut saat ini hanya Rp1.700 hingga Rp2.200 per kilogram jagung pipilan.

"Harga jagung di Sumbawa Barat saat ini masih relatif rendah, yakni paling tinggi hanya Rp2.200 per kilogram pada saat panen raya. Kita mengharapkan harga jagung bisa mencapai Rp2.600 per kilogram agar bisa untung," ujarnya.

Karena itu, kata Muslimin, diperlukan teknologi pascapenen yang terintegrasi. Dengan cara ini jagung tidak langsung dijula pada saat panen, tetapui menunggu harga lebih tinggi.

"Karenanya pada saat rapat koordinasi dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian saya sering menyampaikan agar memanfaatkan dana talangan untuk menstabulkan harga, seperti pada gabah. Kalau dana taklangan tersebut tersedia, maka petani tidak langsung menjual hasil panennya," ujarnya.

Muslimin mengharapkan dana talangan tersebut juga bisa diarahkan untuk menstabilkan harga jagung agar para petani tidak langusng menjual hasil panennya pada saat harga murah.(ant)