Jakarta. Para petani yang mengalami gagal panen (puso) bakal menerima bantuan tunai layaknya Bantuan Langsung Tunai (BLT). Pemerintah siapkan dana senilai Rp2,6 juta per hektar untuk mengganti biaya tenaga kerja, kepada petani yang mengalami puso minimal 75% dari luas lahan.
“Kemungkinan moral hazard akan terjadi. Oleh karena itu, istilahnya bantuan pengolahan lahan, jangan bantuan penggantian gagal panen. Nanti bisa jadi seolah-olah dibuat gagal,” ujar Menteri Pertanian Suswono di kantor Kemenko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (9/3). Suswono menyatakan, pemerintah pusat akan melakukan kontrol hingga ke tingkat kecamatan. “Di sana ada pengawas pengendali hama penyakit yang akan mengawal betul-betul. Jadi kalau dikatakan puso apabila kegagalannya kerusakannya di atas 75%,” jelasnya.
Sementara itu pada kesempatan yang sama, Menko Perekonomian Hatta Rajasa menambahkan bahwa penggantian diberikan dengan tujuan agar para petani bisa tetap menanam disaat cuaca ekstrem.
Selain itu, pemerintah juga telah sepakat untuk menaikkan produksi beras hingga 5% agar dapat memenuhi target surplus yang diberikan Presiden SBY menjadi 10 juta ton, dalam 5 tahun ke depan."Jumat mendatang diharapkan blue print-nya selesai dan memulai tahap pertama," tandasnya.
Sebelumnya Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi mengatakan bantuan ini hanya diberikan kepada petani yang benar-benar mengalami gagal panen dengan jumlah yang tak bisa diharapkan sepenuhnya mengganti kerugian petani. Khusus untuk uang tunai, lanjut Bayu, kompensasi tersebut hanya untuk mengganti bantuan biaya tenaga kerja yang sudah dikeluarkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar