BLOG Ricky Untuk Pertanian. Blog ini memuat tentang pertanian secara umum dan ada tambahan dari berita pertanian, tips ampuh berhubungan dengan pertanian, lowongan kerja bidang pertanian dan resep makanan-minuman dari hasil pertanian. Yang pasti Pertanian Untuk Negeriku Tercinta Indonesia.
Senin, 28 Maret 2011
Berita Pertanian : Petani Jeruk Karo Kewalahan Mengatasi Lalat Buah
Berastagi. Produksi jeruk madu asal Kabupaten Karo saat ini menurun drastis. Bahkan untuk mendapatkan buah yang berkelas sangat sulit untuk didapatkan, kalaupun ada harga mencapai Rp 8.000 per kg.
Tingginya harga jeruk tersebut diakibatkan produksi jeruk yang juga minim karena belum terjadinya panen raya. “Selain itu, buah jeruk sejak beberapa bulan terakhir ini banyak mengalami kerusakan, akibat serangan hama lalat buah,” ucap beberapa petani jeruk, Minggu (27/3).
Beberapa petani yang cukup luas di antaranya Raturan Gurusinga, penduduk Desa Gurusinga Kecamatan Berastagi dan Terang Sinuhaji, penduduk Desa Aji Julu Kecamatan Tiga Panah mengatakan, sekarang ini, tanaman jeruk banyak mengalami kerusakan. Sehingga tidak sedikit para petani jeruk melakukan pemagaran dengan benang jaring halus, seperti kelambu.
“Karena setiap buah jeruk yang sudah diserang hama lalat buah tidak dapat diselamatkan, hanya selang satu hari saja buah tersebut sudah jatuh ke tanah. Sedangkan modal untuk memagar tanaman jeruk sebanyak 125 batang petani harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 8 juta, semakin luas area tanaman kita maka semakin besarlah modal yang kita keluarkan,” ungkap Terang Sinuhaji.
Petani jeruk lainnya Raturan Gurusinga, mengatakan, untuk mengatasi serangan lalat buah, ia tidak memagar tanaman dengan benang jaring melainkan menggunakan racun hama Perodak DGW dan Pupuk NPK Cair Aura Multi. Di mana penyemperotan dilakukan lima hari sekali.
“Dengan adanya perlakuan khusus seperti ini dalam mengatasi serangan lalat buah otomatis berimbas terhadap kenaikkan harga buah jeruk. Karena jika petani tidak melipatkan biaya perawatan yang ada petani akan merugi. Atau bila dibiarkan dua bulan ke depan tidak ada lagi buah jeruk yang bisa di panen,” kata Raturan Gurusinga sembari berharap adanya campur tangan dari dinas terkait dalam mengatasi masalah tersebut.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar