Bandung. Panen raya sayuran di sejumlah sentra sayuran di Kabupaten Karo dan Simalungun, Sumatera Utara, dan di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, serta di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, membuat harga sayuran di wilayah tersebut anjlok. Agar tidak semakin rugi, sejumlah petani di Bandung Selatan menimbun tanaman yang hampir panen untuk dijadikan kompos.
Hal itu dilakukan sejumlah petani kol di kaki Gunung Wayang Bandung Selatan. Ongkos angkut kol dari perbukitan di kaki gunung tersebut Rp 250 per kilogram (kg), padahal bandar atau pedagang hanya memasang harga kol Rp 200 per kg.
Harga daun bawang juga anjlok. ”Tiga bulan lalu harga bawang (daun) Rp 6.000 per kg. Saya menanam bawang di lahan 3.500 meter persegi dengan modal Rp 17 juta. Hasil panen 11 ton, seharga Rp 600 per kg atau total Rp 6,6 juta. Setelah dikurangi biaya panen, saya hanya terima Rp 5,5 juta,” kata H Tata, petani bawang daun, Rabu (23/3).
Di Karo, petani membiarkan tanaman sayurannya hingga tua dan layu, karena biaya angkut lebih mahal daripada harga sayuran. Hal ini seperti dilakukan Evianti Tarigan, petani sayuran di Desa Rumah Berastagi, Kecamatan Berastagi, yang membiarkan tanaman seledri di lahan 400 meter persegi tua dan layu.
Di Kabupaten Semarang, harga kol yang semula Rp 2.500-Rp 3.000 per kg kini Rp 250-Rp 300 per kg, sawi hijau semula Rp 3.000 per kg kini Rp 400 per kg. Petani di Desa Bumirejo, Kecamatan Getasan, beralih menanam komoditas cabai yang dinilai akan lebih menguntungkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar