KOBA. Kasus flu burung di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Banga Belitung, menyebar ke Kelurahan Berok dan Padang Mulya, mengakibatkan puluhan ternak ayam mati setelah sebelumnya kasus yang sama terjadi di Kelurahan Dul.
Zainab, warga Kelurahan Berok, Kecamatan Koba, Minggu (27/3/2011) pagi, menjelaskan, dalam tiga hari terakhir sebanyak 15 ekor ternak ayam mati mendadak.
“Pada Jumat sebanyak sembilan ekor ayam mati mendadak kemudian Sabtu enam ekor menyusul mati mendadak pada pagi hari dan diharapkan penyebaran virus flu burung ini tidak semakin parah yang bisa merugikan perekonomian masyarakat kecil,” katanya.
Sebelumnya Kelurahan Dul (Kampung Dul), Kecamatan Pangkalan Baru juga dilanda kasus flu burung, mengakibatkan puluhan ayam mati mendadak di kelurahan perbatasan antara Bangka Tengah dengan Pangkalpinang itu.
Petugas ‘Participatory Disease Surveillance and Response’ (PDSR) atau Partisipasi Pelacakan dan Respon Penyakit Flu Burung, Drh Sigit Winarno, menyatakan Kelurahan Berok dan Padang Mulya serta Kelurahan Dul positif dijangkiti flu burung.
Sigit menjelaskan, ketiga kelurahan dimaksud positif dijangkiti virus H5N1 atau flu burung, berdasarkan hasil pemeriksaan tes cepat terhadap virus tersebut.
“Pendeteksian kami lakukan setelah mendapatkan laporan warga tentang kematian ayam secara mendadak dengan total puluhan ekor dalam satu minggu terakhir,” ungkap Sigit.
Berdasarkan laporan tersebut, lanjut Sigit, ia dibantu dokter hewan lainnya dan perawat hewan, dilakukan pendeteksian ayam yang mati dan hasilnya dipastikan karena virus flu burung.
Menurut Sigit, untuk mengantisipasi penyebaran virus H5N1, pihaknya segera memberikan cairan desifektan kepada ketua RT setempat agar dibagikan kepada warga yang beternak ayam.
“Kami juga akan terus memonitor tiga kelurahan tersebut sampai kami tetapkan sebagai daerah yang aman dari flu burung,” kata Sigit.
Untuk dua kelurahan yang terjangkit virus tersebut, Sigit mengimbau warga yang memiliki ternak ayam, segera menyemprotkan cairan desinfektan pada kandang ayam beserta ayam ternak yang masih hidup.
“Selain itu ternak ayam jangan dibiarkan berkeliaran bebas di perkampungan, namun hendaknya dikandangkan meminimalisir terjadinya penyebaran virus tersebut,” katanya.
Sigit juga meminta, untuk sementara waktu warga di dua kelurahan tidak melakukan aktivitas jual beli ayam, sampai dinyatakan daerah itu dinyatakan ayam milik warga bebas dari virus flu burung.
“Kami juga akan melakukan pendeteksian selama satu bulan untuk mendeteksi apakah ayam ternak warga pada dua kelurahan telah aman dari serangan virus flu burung atau belum, ” ujar Sigit.
Drh Sigit Winarno menambahkan, ayam ternak warga yang mati secara mendadak harus segera dikuburkan ataupun dibakar sebelum dikuburkan.
“Selain itu kepada warga di Bangka Tengah agar dapat segera melaporkan kepada aparat desa maupun dokter hewan di tiap kecamatan apabila di desa atau kelurahan tempat tinggal terjadi peristiwa kematian ayam yang banyak secara mendadak,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar