Ternate. Pemerintah Kota (Pemko) Ternate, Maluku Utara (Malut), akan memanfaatkan semua lahan telantar di daerah ini untuk pengembangan tanaman cabai dan tanaman sayur lainnya.
"Pemko akan mengalokasikan anggaran melalui APBD untuk membantu petani memanfaatkan lahan telantar di daerah ini menjadi lokasi pengembangan cabai dan berbagai jenis tanaman sayur lainnya," kata Walikota Ternate Burhan Abdurahman di Ternate, Jumat (25/3).
Dikatakannya, kebutuhan cabai dan berbagai jenis sayur di Ternate selama ini banyak dipasok dari daerah lain di Malut, bahkan ada yang dari Sulawesi Utara sehingga rentan terjadi lonjakan harga.
Selama beberapa bulan terakhir harga cabai mengalami lonjakan terutama kalau pasokan ke Ternate mengalami keterlambatan atau terjadi gagal panen.
Harga cabai di Ternate sering melonjak sampai Rp100 ribu per kg, padahal harga di daerah lain paling tinggi Rp60 ribu per kg. Hal ini terjadi karena pasokan dari daerah lain terhambat, misalnya akibat cuaca buruk.
Untuk mengatasi hal tersebut Pemkot Ternate akan mendorong pengembangan cabai dan berbagai jenis sayur lainnya di Kota Ternate dengan memanfaatkan lahan telantar.
Burhan mengatakan, dirinya telah menginstruksikan instansi teknis terkait di antaranya Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Ternate untuk melaksanakan program tersebut bekerja sama dengan petani setempat.
Di Kota Ternate terdapat ribuan hektar lahan telantar dan kalau semuanya ditanami dengan cabai dan berbagai jenis sayur, hasilnya selain dapat memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, juga bisa dipasarkan ke berbagai daerah lain di Malut.
Sementara itu, harga cabai di Kota Ternate yang sebelumnya sempat menembus Rp100 ribu per kg, kini berangsur turun. Harga terakhir mencapai Rp50 ribu per kg. (ant)
Dikatakannya, kebutuhan cabai dan berbagai jenis sayur di Ternate selama ini banyak dipasok dari daerah lain di Malut, bahkan ada yang dari Sulawesi Utara sehingga rentan terjadi lonjakan harga.
Selama beberapa bulan terakhir harga cabai mengalami lonjakan terutama kalau pasokan ke Ternate mengalami keterlambatan atau terjadi gagal panen.
Harga cabai di Ternate sering melonjak sampai Rp100 ribu per kg, padahal harga di daerah lain paling tinggi Rp60 ribu per kg. Hal ini terjadi karena pasokan dari daerah lain terhambat, misalnya akibat cuaca buruk.
Untuk mengatasi hal tersebut Pemkot Ternate akan mendorong pengembangan cabai dan berbagai jenis sayur lainnya di Kota Ternate dengan memanfaatkan lahan telantar.
Burhan mengatakan, dirinya telah menginstruksikan instansi teknis terkait di antaranya Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Ternate untuk melaksanakan program tersebut bekerja sama dengan petani setempat.
Di Kota Ternate terdapat ribuan hektar lahan telantar dan kalau semuanya ditanami dengan cabai dan berbagai jenis sayur, hasilnya selain dapat memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, juga bisa dipasarkan ke berbagai daerah lain di Malut.
Sementara itu, harga cabai di Kota Ternate yang sebelumnya sempat menembus Rp100 ribu per kg, kini berangsur turun. Harga terakhir mencapai Rp50 ribu per kg. (ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar