DENPASAR. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Teddy Saleh mengatakan, pemerintah saat ini sedang mengkaji untuk melakukan penurunan bea masuk impor kedelai.
"Kajian ini dilakukan dalam upaya membantu masyarakat dan para pengusaha kecil menengah yang berbahan baku kedelai," katanya di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (10/2/2011).
Ia mengatakan, naiknya harga kedelai tersebut menyebabkan besarnya biaya produksi berbagai jenis produk yang berbahan baku kedelai. "Biaya produksi yang tinggi menyebabkan harga produk, seperti tahu dan tempe yang dilepas ke masyarakat juga melambung naik. Bila tidak dijual dengan harga tinggi maka pengusaha akan menderita kerugian," katanya.
Untuk itu katanya, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan dan Keuangan sedang melakukan kajian untuk menurunkan atau bahkan membebaskan biaya bea masuk impor kedelai ke Indonesia sehingga tidak terjadi lonjakan harga seperti saat ini.
Teddy mengatakan, selama ini harus diakui, persediaan produksi dalam negeri untuk kedelai tidak mencukupi. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Indonesia terpaksa harus mengimpor.
Bahkan, kondisi di luar negeri juga mengalami hal yang sama karena terjadi penurunan produksi akibat faktor cuaca dan serangan penyakit. Penurunan produksi ini menyebakan naiknya harga kedelai di pasaran luar negeri. "Namun hal tersebut belum dirasakan dampaknya karena umumnya di negara-negara maju sudah mengatur kebutuhan dalam negeri," ucapnya.
Dikatakan, selain kajian untuk menurunkan bea masuk impor kacang kedelai, pemerintah juga akan mengoptimalkan produksi kedelai dalam negeri. "Selama ini produksi dalam negeri hanya mengandalkan daerah penghasil utama seperti Jawa dan Aceh. Padahal masih banyak daerah lain di Indonesia yang berpotensi untuk menanam kedelai," ujarnya.
Ia menyebutkan, produksi kedelai tahun 2010 defisit hingga 700 ribu ton dibandingkan tahun sebelumnya. Produksi kedelai nasional tahun lalu turun menjadi satu juta ton karena perubahan cuaca yang ekstrim. "Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi kedelai tahun lalu yang mencapai 1,7 juta ton, pemerintah harus mengimpornya dari dari berbagai negara," kata Teddy.
Impor dilakukan guna memenuhi kebutuhan dalam negeri. Harga kedelai saat ini meningkat menjadi Rp 8 ribu per kilogram (kg), yang sebelumnya hanya berkisar Rp 4 ribu sampai Rp 5 ribu per kg. (kompas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar