Jakarta. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menargetkan Indonesia surplus beras mencapai 10 juta ton per tahun sehingga bisa mencapai swasembada pangan.
"Surplus beras minimal 10 juta ton per tahun. Kita bukan anggap 5 juta ton cukup untuk swasembada. `Policy` bisa berubah. Maka wajib kita memiliki surplus 10 juta ton per tahun," kata Presiden Yudhoyono dalam pidato penutupan rapat kerja pemerintah di Istana Bogor, Selasa.
Presiden mengatakan, target surplus beras itu bisa dicapai dengan beberapa strategi, antara lain pembukaan sawah baru dengan memanfaatkan lahan yang terlantar, peningkatan benih dan pupuk, peningkatan kualitas irigasi.
Kemudian melakukan penyuluhan pertanian, gerakan melawan hama, penelitian dan pengembangan, serta memperkuat kerja sama dengan negara lain. "Paling tidak ini terwujud dalam lima sampai sepuluh tahun."
Kepala negara meminta semua pihak, terutama institusi penelitian, untuk saling mendukung. Penelitian dan pengembangan sangat diperlukan untuk meningkatkan produksi beras.
Pemerintah, katanya, siap mengalokasikan dana untuk keperluan tersebut. Namun, presiden tidak bersedia menjelaskan secara rinci kebutuhan dana untuk menembus target surplus beras tersebut.
"Saya khawatir kalau saya sampaikan sekarang ada perubahan, saya khawatir dianggap kebohongan," katanya.
Target surplus beras itu adalah salah satu dari tiga program prioritas pemerintah. Dua program yang lain adalah pembenahan transportasi di Jakarta dan ketersediaan lapangan pekerjaan.
Khusus untuk lapangan pekerjaan, presiden berharap, peningkatan jumlah lapangan pekerjaan bisa menurunkan jumlah pengangguran hingga 1 juta orang per tahun.(ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar