JAKARTA. Komoditi sayur mayur Indonesia cukup laris di pasar Singapura, salah satunya petai asal Lampung. Secara keseluruhan, pangsa pasar sayur mayur dan buah Indonesia hingga kini belum tembus 10%, namun tren kenaikan terus terjadi.
"Selama ini kita ekspor sayur ke Singapura paling utama kol, kentang, sawi, paprika, buncis, lada air. Cabai juga ada tapi sangat kecil, lobak, petai juga laku banget. Orang Singapura sudah tahu pete," kata Ketua Umum Asosiasi Sayur dan Buah Indonesia Hasan Johnny Widjaja kepada detikFinance, Senin (21-2).
Hasan mengatakan komoditi petai di Singapura selama ini disuplai dari Lampung, Sumatera. Hampir setiap minggu petai-petai asal Lampung yang sudah dikupas dan dikemas dikirim sebanyak 1 ton.
Harga petai di negeri Singapura rata-rata dijual SGD 4 per Kg. Jika dikonversi ke rupiah, harga petai di Singapura sudah berlipat-lipat dari harga petai di dalam negeri karena faktor transportasi.
"Saya nggak tahu pembelinya apa orang kita atau orang Singapura. Pastinya, kita kenalkan petai reaksinya cukup baik. Yang jelas TKI kita disana ada 180 ribu orang," katanya.
Selain sayur mayur, beberapa buah-buahan Indonesia cukup diminati di pasar Singapura misalnya Nanas, Salak, Mangga Harum Manis dan Gedong, Semangka Belimbing.
Ia menambahkan selama ini komosisi pasar sayur dan buah Indonesia belum sampai 10% karena suplai berkurang kerena faktor cuaca. Meskipun ia meyakini komposisi pangsa pasarnya akan naik hingga 15% di tahun ini.
"Tahun ini kita coba ekspor alpukat selama ini belum ekspor, nanas akan ditingkatkan, sayuran masih kol jadi utama," katanya.
Selama ini volume ekspor sayur Indonesia ke Singapura rata-rata per minggunya mencapai 10 kontainer, sementara buah-buahan hanya 5 kontainer.
Di Singapura, penyuplai sayur dan buah terbesar adalah Malaysia sebesar 48%, disusul China 26%, India dan Vietnam 6% dan lain-lain.(LP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar