Kedelai yang bernama latin Glicine max ini merupakan tanaman semusim berupa semak rendah, tumbuh tegak dan berdaun lebat dengan beragam morfologi. Tanaman kedelai berasal dari dataran China yang kemudian dikembangkan diberbagai negara seperti Amerika, Amerika Latin dan Asia.
Sugito menyatakan, tanaman kedelai merupakan tanaman daerah subtropis yang dapat beradaptasi baik di daerah tropis dengan penyinaran penuh minimal 10 jam perhari, kelembaban rata-rata 65% kedelai dapat berkembang bagus. Untuk memperoleh pertumbuhan yang optimal, sebaiknya kedelai ditanam pada bulan-bulan yang agak kering, tetapi air tanah masih cukup tersedia. Air diperlukan sejak pertumbuhan awal sampai pada periode pengisian polong.“Kalau pada tanah yang terlalu becek apalagi sering tergenang air tidak baik untuk pertumbuhan kedelai. Terlalu banyak hujan pada saat menjelang panen pun kurang menguntungkan karena akan mengakibatkan turunnya kualitas hasil,” jelasnya.
Kedelai dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah, asalkan drainase dan aerasi tanah cukup baik. Pada lahan sawah kedelai ditanam setelah panan padi (pola tanam padi-padi kdedelai atau padi-kedelai-palawija lain/sayuran). Budidaya kedelai meliputi penggunaan benih bermutu tinggi, pengolahan lahan, bertanam, pemupukan dasar, penyiangan dua kali, pembubunan (saat penyiangan pertama), penyemprotan pestisida (sesuai keperluan), panen, penjemuran dan perontokan.
Untuk teknik teknologi penanganan pra dan pasca panen kedelai meliputi benih, penyiapan lahan meski tidak perlu diolah, tapi lahan harus dibersihkan dan dibuat saluran drainase dengan jarak 3 meter khususnya untuk menghindari genangan air. Kemudian penanam biasanya dilakukan Sugito, optimal 7 hari setelah panen padi sawah.Untuk pemupukan, tanah sawah yang subur cukup diberikan 50 kg saat tanam sebagai pemicu awal pertumbuhan.
Selain itu, ia juga selalu melakukan penyiangan agar gulma tidak menganggu pertumbuhan kedelai, pengairan, pengendalian hama dan penyakit dan teknologi pasa panen yakni secara visual saat panen ditandai dengan daun berwarna kuning. “Untuk cara panen diupayakan tidak tercabut agar bintil akar tetap dalam tanah sebagai pupuk,” saran Sugito.
Sementara untuk manfaat kedelai, Sugito mengungkapkan gizi biji kedelai cukup tinggi dan aromanya disukai sehingga sangat diminati sebagai bahan pangan dan pakan ternak. Tinggi tanaman kedelai berkisar 10 sampai 200 cm. Perakaran tanaman kedelai terdiri dari akar tunggang dapat mencapai 2 meter namun umumnya sedalam lapisan olah tanah.
Kedelai mengandung gizi tinggi terutama protein dan rendah kolestrol sehingga kedelai sangat diminati masyarakat. Begitu besarnya kontribusi kedelai dalam penyediaan bahan pangan bergizi bagi manusia sehingga kedelai dijuluki sebagai gold from soil atau world miracle.
Kedelai dapat digunakan untuk bahan pangan, seperti tempe, tahu, kecap, tauco, susu kedelai, oncom, kripik, tauge, yogurt, mentega, minyak kedelai, dan lain-lain. Selain sebagai bahan pangan, kedelai juga dapat digunakan sebagai bahan baku industri non- pangan dengan hasil olahan sebagai formulasi produk nonpangan/penggunaan dalam bidang teknik.
Selain itu juga kedelai digunakan untuk pakan ternak dan manfaatnya sebagai tanaman leguminosae, maka jerami kedelai sangat bermanfaat sebagai pupuk hijau. “Dengan demikian, lahan bekas pertanaman kedelai relatif lebih subur, karena itu sangat cocok sebagai salah satu tabnaman pada pola tanam setahun yakni padi-padi kedelai dan sebaliknya,” imbuh Sugito.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar