Medan. Banyak cara yang bisa ditempuh untuk mendongkrak pendapatan. Seperti yang dilakukan M Iskandar Pasaribu seorang guru yang membudidayakan jamur tiram di pekarangan rumahnya.
Usaha budidaya jamur yang dilakoninya ini berawal karena sederhananya pengembangan jamur. "Waktu itu saya melihat budidaya jamur yang dilakukan adik saya ini tak ada perawatan khusus, simpel, dan nggak ada risikonya, sepulang dari situ, saya tertarik ingin mencobanya," kata Iskandar yang ditemui, Senin (2/5) di rumahnya Jalan Lukah Blok V Ujung No 65B Komplek Astra Medan Amplas.Setelah memperbincangkan ide untuk pengembangan jamur tiram kepada sang istri, Iskandar kemudian memutuskan untuk memulai, dan membangun ruang tertutup berukuran 9 x 16 meter per segi sebagai tempat pembiakan jamur. "Untuk modal awal habislah sekira Rp 42 juta, untuk modal bangunan fisik dan 4.000 baglog (bonggol) yang jadi medium jamur," ujarnya.
Setelah berjalan tak kurang dari setahun, bisnis yang dilakoninya mulai menuai hasil. Setiap hari sedikitnya 10 kg- 15 kg jamur tiram siap dipanen yang dijual Rp 20.000 per kg. "Kalau yang beli biasanya datang langsung ke kita, mereka umumnya yang menjual jamur crispy," katanya.
Untuk perawatan, Iskandar yang dibantu seorang pekerjanya mengaku pengembangan jamur tidaklah membutuhkan perawatan yang special. Baglog yang dibeli Rp 4.000 per buah cukup diberikan air secukupnya selama 3 kali sehari, dan tidak boleh terkena langsung cahaya matahari. Untuk suhu yang baik dijaga pada kisaran 25-27 derajat Celsius. "Kalau itu sudah bisa dijaga, jamur pasti berkembang cepat. Untuk baglog yang dijadikan medium jamur bisa bertahan 4-6 bulan," ujarnya.
Dikatakannya, selain untuk meningkatkan pendapatannya, pengembangan jamur yang diusahakannya kini juga dicita-citakannya agar mampu membuka lapangan kerja. "Alhamdulillah, paling tidak lepas untuk uang jajan anak-anak. Ke depan saya ingin lebih serius mengembangkan ini. Rencananya dalam waktu dekat kita mau buat koperasi pengembang jamur," kata bapak 3 anak yang hobi membaca ini.
Diakuinya, kendala yang dihadapinya dalam menggeluti bisnis ini adalah pemasaran produksinya yang masih sedikit. Karena jamur belum cukup banyak dikenal luas sebagai makanan yang enak dan bergizi bagi kesehatan. "Untuk pemasaran, kita sangat mengharapkan pemerintah berperan aktif utamanya dalam membantu pengenalan jamur kepada masyarakat luas," katanya berharap.
Meski begitu, ia mengaku cukup optimis untuk serius mengembangkan jamur ke depan. "Kalau bicara peluang, 3-5 tahun kedepan saya masih cukup yakin, karena sekarang ini baru mungkin 30 persen masyarakat mengenal dan mengonsumsi jamur, di situ peluang bisnisnya. Asal memang kita giat memperkenalkannya," tukasnya.(MB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar