Tidak ada seorang pun di dunia ini (jika waras) yang tidak menginginkan bisa meraih kesuksesan dan kesejahteraan. Sudah menjadi fitrah manusia berhasrat terhadap keduanya termasuk ‘investor’ terbesar di negeri ini, yakni petani.
Perkembangan zaman yang semakin maju ternyata masih menyisakan nestapa bagi para petani. Pasalnya, sampai sekarang ini kehidupan petani belum begitu signifikan mencapai level sejahtera. Justeru orang-orang yang memanfaatkan keringat petani yang mendapatkan predikat tersebut. Salah satu contohnya, tengkulak.
Bukan saja modal operasional untuk bertani yang kondang dialami petani, obat-obatan yang mendukung keberhasilan meraih panen berkualitas pun menjadi kendala. Selain harganya yang nyaris tak terjangkau, untuk mendapatkannya juga terkadang mengalami kesulitan.
Tidak sampai di situ, petani padi sawah misalnya, infrastruktur irigasi yang kurang mendukung untuk mengairi areal persawahannya dari masa ke masa selalu menghadapi kendala tersebut. Kekurangan air akibatnya gagal panen, Gagal panen berarti ‘dapur’ bakal tak mengepul sementara utang makin bertumpuk.
Petani Produktif
Solusi dari berbagai permasalahan serta untuk meraih cita-cita menjadi petani sukses dan sejahtera yakni berupaya menjadi petani produktif. Ketua Bina Potensi Desa (BIPDA) Drs Amin yang 7 tahun terakhir menggeluti tanaman jenis melon merasakan manfaat dari bertanam melon.
Menjadi petani produktif harus punya kemauan kuat untuk berubah dan sukses serta cerdas menyiasati kondisi baik faktor alam maupun situasi ekonomi terlebih peluang yang terhampar.
Dalam temu ramah dengan petani tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Wonosari, Kecamatan Tanjungmorawa, Deliserdang digagas distributor pupuk ramah lingkungan (ramling) Wijaya Sembiring, tampil sebagai narasumber mewakili pelaku pertanian, Amin memaparkan, konsep menjadi petani produktif menekankan agar petani jangan sampai mengalami ketergantungan.
Ketiadaan air untuk mengairi sawah misalnya, kondisi tersebut jangan membuat petani putus asa, tapi harus cerdas dan kreatifi menyiasati kondisi tersebut dengan mencari berbagai alternatif agar bisa terus berproduksi. Seperti beralih ke jenis tanaman lain semisal menanam melon, semangka, palawija dan sebagainya yang sesuai untuk dikembangkan di lahan masing-masing.
Pengalihan jenis tanaman yang dikembangkan tersebut bukan berarti mengalihkan secara permanen tanaman padi, tapi lebih kepada menyiasati kondisi yang terjadi. Dikarenakan areal persawahan mengalami kendala air baik karena kemarau maupun perbaikan saluran irigasi, petani harus cerdas dan kreatif untuk mengalihkan jenis tanamannya kepada konsep pertanian yang produktif.
"Jadi, kita sebagai petani jangan ketergantungan. Harus cerdas dan kreatif menyiasati kondisi dan peluang yang ada. Petani bisa mengalihkan tanamannya kepada jenis yang sesuai untuk dikembangkan di lahannya. Kita harus punya pola pikir yang maju ke depan menjadi petani yang produktif" papar Amin.
Peduli Lingkungan
Komitmen pembangunan nasional diberbagai sektor yang berbasis lingkungan menjadi tantangan bagi para petani. Petani dipicu untuk turut berpartisipasi menjalankan praktek pertanian melandasinya dengan peduli lingkungan. Sebab, selama ini mayoritas petani sangat bergantung kepada obat-obatan mengandung kimia seperti pestisida dan lainnya yang dapat mencemari kondisi lingkungan.
Sangat wajar, petani selama ini bergantung kepada obat-obatan kimia untuk mendapatkan hasil produksi panen yang maksimal. Dikarenakan masih kurangnya informasi, banyak petani yang belum mengolah areal pertaniannya menggunakan obat-obatan yang ramah lingkungan.
Salah satu solusinya yakni menggunakan Pupuk Ramah Lingkungan (Ramling) berbentuk cairan yang memiliki banyak manfaat. Selain tidak mengandung unsur kimia, Pupuk Ramling juga menjamin terjaganya kesehatan petani dari keracunan dikarenakan unsur yang dikandungnya tidak membahayakan petani.
Dari pengalaman Amin melakoni tanaman melon menggunakan pupuk ramling, bukan kesehatannya saja yang terjamin, tapi produksi panennya juga meningkat. Perbandingannya, dari 10 rante areal tanaman melon pasca menggunakan pupuk ramling, hasilnya melebih dari menanam padi seluas 2 hektar.
Wijaya Sembiring juga menuturkan, penggunaan pupuk ramling merupakan salah satu bentuk kepedulian petani terhadap lingkungan. Tidak saja menjadikan petani lebih ringan dalam modal pertanian dan lebih mudah mengerjakannya dengan hasil produksi lebih baik, tapi penggunaannya juga sudah mengurangi pemakaian pestisida dan tidak menimbulkan dampak sampingan negatif yang turut merusak lingkungan.
Temu ramah yang mengusung moto "Peduli Lingkungan dan Sehat Petani" tersebut juga dihadiri ketua DPRD Deliserdang Hj Fatmawaty yang melakukan penanaman 100 pohon jenis mahoni dan durian unggul secara simbolis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar