Busuk Pangkal Tandan dan Busuk Batang Atas
Perkebunan kelapa sawit adalah perkebunan relatif muda. Meskipun mulai diperkenalkan di Indonesia pada pertengahan abad ke- 19, namun tanaman ini baru diperkenalkan di Sumatera Utara (dului disebut Sumatera Timur) pada tahun 1971.
Areal kelapa sawit Indonesia meningkat dengan pesat, khususnya sesudah tahun 1970-an. Kebun kelapa sawit harus diremajakan setiap 25 tahun.
Di Sumsel (Muba, Banyuasin, OKU, Muaraenim, Mura, OKI, OI, OKU Timur, Lahat dan Prabumulih), tanaman ini menjadi primadona setelah padi, karet dan kopi. Begitu juga disebagian besar daerah Indonesia terutama di Kalimantan dan Sumatera.
Tak heran jika banyak masyarakat daerah Indonesia terutama yang bermodal besar, bukan cekak, berbondong-bondong terjun ke bisnis sawit.
Selain menguntungkan, menanam investasi di lahan sawit tergolong susah-susah gampang. Tergantung maunya kita alias mana yang kita pilih.
Beli sudah jadi dengan sistem paket, setengah jadi atau menggarap lahan baru. Paling tidak terserap banyak tenaga kerja baru dari warga setempat.
Busuk pangkal batang, kata Haryono Semangun dalam bukunya Penyakit-penyakit Tanaman Perkebunan di Indonesia (basal stem rot) adalah penyakit yang terpenting dalam perkebunan kelapa sawit dewasa ini.
Penyakit busuk pangkal batang dapat diketahui dari mahkota pohon-pohon yang sakit, ujar Haryono, mempunyai janur (daun yang belum membuka, spear leaves) lebih banyak daripada biasa.
Daun-daun berwarna hijau pucat. Daun-daun tua layu, patah pada pelepahnya dan menggantung di sekitar batang.
Gejala yang khas, sebelum terbentuknya badan buah janur adalah adanya pembusukan pada pangkal batang.
Menyebabkan busuk kering pada jaringan dalam, pada penampangnya bagian batang yang terserang ini berwarna cokelat muda dengan jalur-jalur tidak teratur yang berwarna gelap.
Jalur-jalur gelap ini yang disebut zone-zone reaksi, adalah tempat tertimbunnya blendok (gom gum). Di tepi daerah yang terinfeksi terdapat zone tidak teratur yang berwarna kuning.
Zone yang berbau seperti minyak sawit yang mengalami fermentasi ini akibat dari mekanisme perlawanan tanaman.
Pada waktu gejala daun mulai banyak, biasanya lebih dari separo penampang pangkal batang sudah membusuk. Dalam keadaan demikian tanaman sudah tidak dapat ditolong lagi.
Penyakit busuk pangkal batang (ganoderma spp), demikian Haryono Semangun, lebih banyak terdapat di dekat pantai. Hal ini dikarenakan kebun-kebun kelapa sawit di dekat pantai banyak yang dibuat di bekas-bekas pertanaman kelapa.
Di kebun-kebun kelapa sawit yang dibuat di bekas hutan atau tanaman karet biasanya penyakit baru terjangkit setelah tanaman berumur 15-20 tahun.
Tetapi di kebun-kebun peremajaan (bekas kelapa sawit) penyakit sudah mulai tampak pada tahun ke 10. Bahkan kebun kelapa sawit generasi ketiga gejala penyakit sudah mulai tampak pada tahun ke-3.
Untuk mengendalikan penyakit busuk pangkal batang, Haryono Semangun memberi beberapa tips berikut ini:
· Membersihkan sumber infeksi sebelum penanaman. Yakni membersihkan batang dan tunggul kelapa atau kelapa sawit merupakan satu-satunya cara untuk menghindarkan suatu kebun baru dari ganoderma.
Rumpang-rumpang (tempat kosong) diteliti, tunggul-tunggul dan gumpalan akar sekitar tunggul digali, untuk kemudian dikumpulkan dan dibakar.
Lalu batang-batang pohon tua dipotong-potong, dikumpulkan dengan traktor, ditumpuk dengan baik untuk selanjutnya dibakar dengan minyak dan daun-daun.
Jika pembakaran tak mungkin dilakukan, batang-batang yang ditumpuk di antara calon-calon barisan dibiarkan membusuk dan tertutup oleh tanaman penutup tanah kacangan yang menjalar (legume creeping cover).
Peracunan tanaman sebelum dibongkar dengan alat besar akan mempercepat dekomposisi batang dan tunggul, Racun ditempatkan di bagian pangkal batang yang masih sehat (bukan di bagian yang membusuk) agar dapat terangkut ke bagian-bagian lain,
Pembongkaran pohon dilakukan setelah daun-daun menjadi cokelat, biasanya 2-3 minggu setelah peracunan,
Pembusukan tunggul dan gumpalan akar dapat dipercepat dengan pemberian urea (kristal) sebanyak 1 kg setiap pohon.
· Mencegah menularnya penyakit dalam kebun. Jika pembusukan pada pangkal batang dapat diketahui secara dini, pohon masih dapat ditolong dengan pembedahan (surgery).
Bagian dalam pohon yang busuk dipotong, termasuk bagian yang berwarna kuning dengan semacam alat pemanen buah. Luka potongan ditutup dengan obat penutup luka (protectant). Dapat digunakan terarang karena efektif dan cukup murah.
Perlu ada regu penyelamat, yang sesuai dengan kebutuhan, mengadakan pengamatan busuk pangkal batang 1-3 kali setahun, sehingga pembusukan dapat diketahui dari luar dengan memukul-mukul pangkal batang.
Selain busuk pangkal batang, ada penyakit lain bernama upper stem rot (busuk batang atas). Biasanya penyakit ini timbul pada tanaman yang berumur lebih dari 10 tahun, meskipun yang lebih muda bisa terjangkit pula.
Gejalanya antara lain batang patah pada tinggi 1 meter atau lebih dari permukaan tanah, Pada bagian yang patah ini batang ternyata busuk.
Pada penyakit ini jaringan yang busuk berwarna cokelat tua, sering dengan zone-zone yang lebih gelap dan tampak seperti sarang lebah karena mempunyai banyak lubang.
Pada pangkal pelapah daun dapat terbentuk badan buah fomes, seringkali bersama-sama dengan badan buah ganoderma. Fomes membentuk badan buah yang melekat mendatar (resupinate) pada puntung pelepah daun.
Badan buah berbentuk kerak berwarna cokelat kelabu penuh dengan lubang-lubang halus (pori). Bagian tepinya lebih tebal dan warnanya lebih muda.
Tepi atas kerak kadang-kadang tumbuh keluar dan membentuk badan buah yang menyerupai kipas tebal. Pada tajuk tanaman sakit terlihat gejala yang mirip dengan gejala penyakit busuk pangkal batang.
Penyakit ini disebabkan oleh jamur fomes noxius corner yang juga disebut phellinus noxius (corner) G.H. Cunn. Jamur ini lebih dikenal sebagai jamur akar cokelat pada karet, teh dan kopi.
Basidiospora fomes dipancarkan oleh angin dan dapat mengadakan infeksi pada batang kelapa sawit, Infeksi ini bukan berasal dari akar, karena jaringan di bawah bagian yang busuk sama sekali tidak sehat.
Permulaan pembusukan dapat diketahui dengan memukul puntung-puntung pelepah daun dengan tongkat kayu. Suara yang seram menunjukkan adanya pembususukan di dalam batang. Jika penyakit diketahui secara dini maka pohon dapat ditolong dengan pembedahan.
Tapi jika tidak dapat ditolong lagi harus dibongkar. Pangkal batang beserta gumpalan akar digali sehingga terjadi lubang yang panjang, lebar dan dalamnya 60 centimeter.
Bagian-bagian tanaman yang sakit ini cukup ditaruh di antara barisan-barisan tanaman agar membusuk dan jangan dipendam seperti yang pernah dianjurkan.Busuk Tandan dan Daun Bibit Muda
Selanjutnya penyakit busuk tandan (bunch rot). Gejalanya dimulai dengan benang-benang jamur yang berwarna putih mengkilat mulus di permukaan tandan basah.
Pada tingkatan ini jamur belum menimbulkan kerugian pada tandan. Miselium lebih banyak terdapat di pangkal tandan yang melekat pada pangkal pelepah daun yang mendukungnya.
Baru pada tingkatan berikutnya miselium yang berada di permukaan buah itu mengadakan penetrasi ke dalam daging buah (mesocarp) yang menyebabkan buah basah.
Buah berwarna cokelat muda berbeda dari buah yang sehat. Jika buah yang sakit tidak diambil, miselium dapat meluas dalam tajuk (mahkota) tanaman, sehingga semua tandan yang berkembang akan terserang.
Penyakit disebabkan oleh jamur marasmius palmivorus sharples, suatu jamur saprofit yang umum terdapat pada bermacam-macam bahan mati.
Miselium jamur dapat membentuk rizomorf yang dapat terurai seperti kipas, seringkali berwarna putih, namun adakalanya juga berwarna merah jambu.
Badan buah jamur dibentuk dalam jumlah yang besar pada tandan-tandan yang terserang berat, berbentuk payungm dengan garis tudung 2,5-75 centimeter yang tepinya membalik ke atas bila masak benar.
Pada sisi bawah tudung ini terdapat banyak bilah (gill) yang masing-masing membawa banyak basidium yang menghasilkan badiospora. Tangkai badan buah mempunyai panjang 2,5 -3,3 cm dengan pangkal yang agak membengkak.
Dalam cuaca lembab badan buah berwarna putih, tetapi dalam cuaca yang lebih kering badan buah berwarna merah jambu dan garis tengah tudungnya hanya 1-2 cm.
Penyakit busuk tandan lebih banyak terdapat di kebun yang berumur 3-9 tahun, khususnya dalam kebun-kebun yang tanamannya baru mulai berbuah.
Pengendalian bunch rot dengan mengurangi kelembaban kebun, antara lain dengan menanam dengan jarak tanam yang sesuai, tidak terlambat memangkas dan lain-lain.
Tandan yang lewat masak jangan dibiarkan tetap berada di pohon. Tandan-tandan yang belum mencapai ukuran tertentu dipotong dengan teratur. Kastrasi dilakukan dengan tepat. Meskipun pabrik belum siap, tandan-tandan buah yang masak harus siap dipotong.
Bahan-bahan tersebut boleh dibiarkan membusuk di kebun, tak perlu diangkut keluar kebun, dibakar ataupun diobati dengan fungisida.
Jika langkah-langkah tersebut tidak dapat menekan penyakit, penyemprotan fungisida terpaksa dilakukan. Obat yang umum dipakai adalah Antimucin WBR (Fenilmerkuri Asetat) ditambah dengan Prata, Actidione (Sikloheximid) dan Difolatan (Kaptapol).
Ketika menyemporit dengan fungisida merkuri organik anjuran-anjran pengamanan yang diberikan oleh pembuat obat harus diperhatikan benar-benar.
Bagaimana dengan early leaf disease? Gejalanya, menurut Haryono Semangun, dimulai dari bagian ujung daun. Mula-mula terjadi becak kecil yang terang, becak membesar, warnanya menjadi cokelat tua, dikelilingi oleh halur (halo) cokelat pucat yang di luarnya terdapat zone kekuningan. Becak-becak terus meluas dan bersatu, sehingga seluruh ujung daun mengering.
Bagian tengah dari becak menjadi seperti kertas, berwarna kelabu atau kelabu kecokelatan. Pada pusat becak yang kering itu terdapat banyak titik hitam. Titik-titik ini adalah badan buah (piknidium) jamur.
Selain botryodiplodia, gejala penyakit kedua dari penyakit daun bibit muda adalah melanconium. Mula-mula penyakit membentuk becak-becak kecil yang jernih, yang dengan cepat warnanya berubah menjadi cokelat muda dan tampak kebasah-basahan.
Setelah jaringan yang terinfeksi mati, terjadilah tepi cokelat pucat di sekeliling bagian yang terserang.
Biasanya, jelas Haryono, becak melanconium berbatas lebih tajam akhirnya becak tertutup oleh titik-titik hitam yang terdiri dari badan buah (aservulus) jamur.
Lalu gejala karena glomerella. Tulang-tulang daun dapat menghambat meluasnya becak. Mula-mula di antara tulang dan daun terjadi becak-becak kecil, cokelat kebasahan, yang meluas menjadi jalur yang memanjang.
Warna becak cokelat atau hitam dan dibatasi oleh halo kuning pucat. Akhirnya jaringan di pusat becak mati, mengering dan rapuh. Pada jaringan yang mati jamur membentuk banyak aservulus yang tampak sebagai titik-titik hitam.
Setelah masak, badan buah ini membentuk banyak konidium yang tampak seperti massa berlendir dengan warna merah jambu.
Spesies jamur botryodiplodia adalah B. Thebromae Pat dan B.Palmarum. Jamur membentuk spora (konidium) di dalam piknidium.
Semula spora ini tidak berwarna, tidak bersekat, ukuran 18 x 10 mikrometer. Pada waktu keluar spora sudah bersekat dan berwarna cokelat.
Sedangkan spesies melanconium adalah melanconium sp. Jamur ini mempunyai spora bulat, b ergaris tengah 10 mikrometer. Mula-mula tidak berwarna, tapi akhirnya berwarna cokelat tua dengan isi gramuler dinding yang tebal.
Sementara spesies jamur glomerella adalah G. Cingulata (Stonem) Spauld.ct Schrenk, Colletotrichum Gloeosporiodes. Spora glomerella berdinding tebal dengan ukuran 12 x 6 mikrometer.
Pada tingkatan yang lanjut jamur membentuk peritesium seperti botol dengan leher sempit, askus mempunyai lubang, berisi 8 askospora yang mudah berkecambah.
Dengan melaksanakan pembibitan secara tepat, biasanya usaha khusus untuk mengendalikan penyakit ini tidak diperlukan. Jika gejala terdapat di sana-sini, untuk mengurangi sumber infeksi, sebaiknya daun-daun yang sakit digunting. Bibit yang terserang berat disingkirkan dari pembibitan.
Jika terjadi epidemi, bibit perlu dilindungi dengan penyemperotan fungisida. Dapat digunakan Ziram atau Captan, Thiram dan Thiabendazole yang harus selalu ditambah dengan Adjuvan.
Jika fungisida yang dianjurkan tidak tersedia, kita dapat memakai fungisida lain yang sekiranya sesuai, tetapi terlebih dahulu harus dilakukan percobaan skala kecil untuk mengetahui fitotoksisitas fungisida yang bersangkutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar