Jakarta. Bank Indonesia memperkirakan Mei ini akan terjadi deflasi karena penurunan harga barang kebutuhan pokok.
Deflasi itu akan membuat tekanan inflasi semakin ringan pada tahun ini, kata Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution, di Jakarta, Jumat.
"Mei mungkin tidak ada inflasi. Bahkan deflasi kurang dari 0,1 persen. Jadi karena inflasi Mei tahun lalu 0,29 persen, maka inflasi YOY pada Mei menjadi di bawah 6 persen. Keliatannya begitu dari pemantauan kita," kata Darmin.
Darmin juga mengatakan inflasi inti pada Mei juga akan turun di bawah inflasi inti pada April 4,62 persen. "Inflasi inti juga rendah bulan ini kalau dibanding dengan tahun lalu YOY bisa sekitar 5,8-5,9 persen," katanya.
Namun, rendahnya inflasi hingga Mei ini tidak berarti kebijakan moneter Juni mendatang tidak akan menaikkan BI Rate karena respon kebijakan moneter tidak melulu melihat perkembangan ekonomi Mei ini.
"Kita juga waspadai pergerakan di triwulan ketiga seperti apa. Memang tekanan inflasi sampai dengan Mei sedikit lebih rendah, karena harga bahan makanan cenderung turun, tetapi kita mewaspadai adanya administered price soal BBM," katanya.
"Kalau administered price tidak ada maka tekanan inflasi tidak terlalu berat," sambungnya.
Inflasi inti menunjukkan tren meningkat yang pada April 201 tercatat 4,62 persen (yoy) atau 0,25 persen (mtm). (ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar