ANDA ACEH. Sejak dua pekan terakhir harga gabah di berbagai kabupaten/kota wilayah Aceh mulai merangkak naik. Kenaikan itu disambut baik para petani gabah di provinsi paling barat Indonesia tersebut.
Di Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya, misalnya harga eceran Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat tengkulak dari sebelumnya Rp3.100/kg, sekarang naik menjadi Rp3.400/kg.
Sedangkan harga borongan dari sebelumnya Rp 3.200/kg, kini naik menjadi Rp 3.600/kg.
Kemudian, di Kabupaten Aceh Utara dan Aceh Timur, harga eceran Gabah Kering Panen dari dua pekan lalu Rp 3.000/kg sekarang naik menjadi Rp3.300/kg. Adapun harga borongan dari Rp 3.100/kg, sekarang naik menjadi Rp 3.400/kg.
Hal itu disambut baik para petani padi di Aceh, karena penjualan hasil panen mereka semakin dekat dengan biaya modal atau ongkos produksi.
"Harapan kami harga gabah lebih terkendali agar tidak ada permainan pasar oleh pengusaha besar," kata M Ali petani padi di Kecamatan Matangkuli, Aceh Utara, Selasa (24/5).
Informasi diperoleh Media Indonesia dari para tengkulak di Aceh, kenaikan harga itu berkaitan dengan berakhir masa panen. "Seiring berakhirnya musim panen sekarang memang harga semakin tinggi," kata Ibnu tengkulak di Kecamatan Indrajaya, Kabupaten Pidie.
Seperti tahun-tahun sebelumnya para pengusaha besar di Medan, Sumatera Utara, yang membeli gabah dari Aceh, mereka sering membeli gabah dengan harga lebih murah pada saat musim panen. Setelah panen berakhir baru harga itu dinaikkan secara bertahap.
Catatan Media Indonesia, daerah lumbung gabah terbesar di Aceh di antaranya, adalah Kabupaten Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Barat Daya dan Aceh Selatan.
Hasil panen di daerah tersebut mampu menutupi kebutuhan lokal dan dipasok untuk pasar nasional.(MI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar