Hal tersebut dikatakan Narti, salah satu pedagang beras di Pasar Sentral Kotabumi, saat ditemui di kiosnya, Selasa (17-5). Narti mengatakan kenaikan terjadi untuk jenis beras asalan dan beras kualitas sedang. Sedangkan untuk jenis beras kualitas pertama, harganya relatif stabil.
Secara terperinci, jenis beras kualitas asalan dari Rp5.800/kg naik menjadi Rp6.000/kg, kualitas sedang jenis IR.64 dari Rp6.000/kg menjadi Rp6.200/kg, dan Pandan Wangi dari Rp6.500/kg menjadi Rp6.700/kg.
"Kenaikan harga terjadi untuk jenis beras kualitas asalan dan kualitas sedang dengan persentase kenaikan harga antara 3%—4% per kilo. Sedangkan untuk beras kualitas pertama di Pasar Sentral Kotabumi, harganya saat ini relatif stabil berkisar Rp8.000/kg," katanya.
Dampak kenaikan ini menjadikan omzet penjualannya menurun 30%—50% dari omzet semula. Kondisi ini juga dikeluhkan pedagang beras lainnya. "Dulu dalam sehari paling tidak beras yang terjual berkisar 4—5 kuintal. Sejak kenaikan harga dalam dua pekan terakhir, beras yang terjual per harinya turun drastis berkisar 2—3 kuintal saja," katanya.
Menurut Narti, naiknya harga beras kemungkinan karena jumlah pasokan beras di Kotabumi berkurang. Di tempat terpisah, Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, dan Perdagangan Lampung Utara Nourel Islamy saat dihubungi via telepon membenarkan hal tersebut.
Menurut dia, selain dipicu kurangnya jumlah pasokan, juga dipicu oleh telah berlalunya panen raya padi di Lampura. "Kenaikan harga beras yang terjadi dalam dua pekan terakhir masih dalam taraf wajar dan belum mengarah ke kejadian yang luar biasa" ujar Nourel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar