SUKOHARJO. Ketakutan petani Sukoharjo, Jawa Tengah, terhadap serangan hama wereng coklat yang masih tinggi pada musim tanam sekarang ini, membuat pemkab setempat tidak berani memaksakan pelaksanaan puluhan unit sekolah lapang
pengelolaan tanaman terpadu ( SLPTT ) padi hibrida tahun 2011 yang dibiayai APBN.
"Ada sekitar 1.200 hektare lebih dari rencana 50 unit SLPTT Padi Hibrida yang akan dilaksanakan di Sukoharjo. Tetapi petani tidak berani ambil risiko, sehingga menolak melaksanakan program itu," tukas koordinator petani pengguna irigasi air Dam Colo Timur, Sarjanto Jigong, Senin (23/5).
Karena petani tidak berani melaksanakan SLPTT Padi Hibrida itu, maka dana bantuan APBN pun dikembalikan lagi ke kas negara. Sedianya, kelompok tani atau unit SLPTTt akan mendapatkan bantuan benih dan biaya operasional sebesar Rp2,995 juta.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Tugas Pembantuan APBN 2011 Dinas Pertanian Sukoharjo, Netty Harjianti, kepada wartawan menjelaskan, kegiatan SL padi hibrida tahun 2011 yang dibiayai APBN dibatalkan karena petani tidak berani mengambil risiko kegagalan yang lebih besar akibat serangan hama.
"Karena tidak jadi dilaksanakan, ya dananya dikembalikan lagi ke kas negara," tukasnya.
Dia merinci, selain dana operasional sebesar Rp2,995 juta per unit, bantuan benih yang diberikan sebanyak 625 kg untuk areal seluas 25 hektare. (MI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar