MAKASSAR. Sulsel memiliki lahan pertanian yang cukup luas. Sayang potensi itu belum didukung infrastruktur yang memadai.
Minimnya infrastruktur seperti dirasakan petani di daerah sentra penghasil beras Sulsel yakni, Pinrang. Petani di daerah tersebut, mengeluh karena kondisi sarana irigasi dan jalan tani masih minim disediakan pemerintah provinsi. Termasuk akses jalan dari desa ke kota yang belum memadai.
Anggota Komisi B DPRD Sulsel Jamaluddin Jafar usai melaksanakan reses di Kabupaten Pinrang, Rabu 25 Mei, mengatakan, pengadaan dan perbaikan saluran irigasi, menjadi kebutuhan yang mendesak untuk mendorong peningkatan produksi pertanian mereka. Di samping harus memaksimalkan pola tanam hingga tiga tahun sekali.
Menurutnya, perbaikan saluran irigasi yang telah ada bisa diprioritaskan oleh Pemprov Sulsel, karena saat musim hujan, biasanya tanaman gagal panen karena areal persawahan terendam air akibat tanggul irigasi yang jebol.
Ketua Real Estate Indonesia (REI) Sulsel ini, selain melakukan reses ke beberapa sentra pertanian seperti di Desa Massolo, Kecamatan Patampanua, Pinrang, juga menyerahkan dua unit cultivator (pengolah tanah) senilai Rp70 juta kepada kelompok tani di desa tersebut. Pelaksanaan reses itu dihadiri langsung Bupati Pinrang Andi Aslam Patonangi, dan Camat Patampanua Andi Haedir.
Selain irigasi, pembangunan jalan tani sebut Jamal juga mendesak. Kehadiran jalan tani tersebut dimakdsudkan agar petani lebih mudah mengangkut hasil pertaniannya. Karena selama ini kata dia, petani masih memanfaatkan pematang sawah sebagai jalan, dan kurang efektif.
Pembangunan jalan desa menuju kota menurut legislator asal PAN ini, juga harusnya menjadi prioritas pemerintah. Pasalnya, jalan desa yang merupakan akses ke perkotaan sangat dibutuhkan untuk mempermudah petani memasarkan hasil pertaniannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar