| |
|
Satu lagi tanaman hias, selain anggrek dan bonsai, yang penggemarnya tak lekang oleh zaman, yakni: kaktus. Maraknya trend penggunaan tanaman mungil untuk suvenir acara bertemakan lingkungan hingga pesta pernikahan membuat peluang budidaya kaktus mini terkuak lebar.
DEWASA ini kaktus diburu banyak orang, walaupun penuh duri, namun dengan bentuknya yang unik bisa menjadi tanaman hias yang digemari. Dan bagi mereka yang sibuk, kaktus tidak perlu perawatan khusus, menanamnya tidak repot, dan sangat mudah tumbuh bahkan saat kemarau yang sangat kering sekalipun.
Yang menarik dan unik, saat ini dengan makin tingginya kesadaran masyarakat tentang arti penting menjaga lingkungan, terjadi pergeseran kebutuhan akan tanaman kaktus. Hampir semua yang berlabel hijau dan berbau ramah lingkungan, laris manis diburu orang.
Tak mau ketinggalan, urusan pernikahan pun ikut-ikutan mencantumkan label hijau. Begitu pula dengan kaktus, ternyata dapat pula menjadi andalan produk suvenir hijau, baik untuk pernikahan maupun perusahaan yang mengampanyekan isu penyelamatan global.
Biasanya yang sering dijadikan untuk souvenir adalah kaktus mini, dengan tinggi tanaman sekitar 6-8 cm. Panjang masing-masing tunas 3-4 cm. Kaktus ini terkenal unik, cantik, look fresh, cocok untuk ditaruh di atas meja kerja,tamu dan ruangan indoor atau outdoor dan juga suvenir.
Macam-macam alasan orang memilih tanaman sebagai suvenir pernikahan. Lucu atau sekadar ingin sesuatu yang berbeda. Mereka yang lebih idealis meyakini suvenir tanaman sebagai sebentuk keterlibatan pada usaha pelestarian bumi, entah seberapa kecil sumbangsih itu.
Melirik peluang tersebut, sejak empat tahun lalu Erik Arianto, pemilik Erik Kaktus, membudidayakan kaktus di Bandung. Menurut Erik, kesan kaktus sebagai tanaman menyeramkan sudah berlalu. “Bentuknya bisa dibuat menarik hingga terkesan unik,” katanya.
Dengan ratusan jenis, bentuk, warna, dan ukuran membuat kaktus mini sangat laris di pasaran. Untuk ukuran bisa disesuaikan dengan ukuran pot yang digunakan. Erik mencontohkan, ukuran pot yang saat ini digemari adalah kaktus dengan diameter 8 cm, 10 cm, dan 12 cm. Pot tersebut cocok untuk kaktus dengan tinggi antara 7 cm-15 cm.
Omzet Puluhan Juta Rupiah
Selain dijual eceran kepada kolektor dan pecinta tanaman hias, kini kaktus mini juga sering dijadikan green souvenir. Tanaman yang bertahan hidup iklim yang gersang dan panas ini sering diborong oleh korporat suvenir dalam acara kampanye penghijauan. Tak jarang, tanaman ini juga dijadikan suvenir dalam acara pernikahan.
Dalam sebulan, Erik mampu menjual hingga 5.000 pot kaktus mini dengan kisaran harga Rp 5.500 - Rp 1,5 juta per pot. Tanaman kaktus seharga Rp 1,5 juta, papar Erik, adalah kaktus yang langka yang bermutasi karena faktor usia atau cara penanaman sehingga Karena harganya mahal, Erik berusaha mengembangkan kaktus mini jenis ini.
Jika di bulan-bulan biasa Erik hanya mampu menjual 5.000 pot, di bulan tertentu Erik mampu menjual kaktus mini sebanyak 10.000 pot. “Biasanya terjadi di pengujung tahun,” ujar lelaki 23 tahun tersebut. Tak salah jika dalam sebulan pria yang masih menempuh kuliah di Fakultas Biologi Universitas Padjadjaran ini mampu memanen omzet rata-rata Rp 20- Rp 30 juta.
Tak hanya Erik, yang menikmati keuntungan dari tumbuhan kaktus mini ini. Ada juga Darmaji di Jakarta, yang setahun belakangan ini melalui Adjie Kaktus mulai membudidayakan kaktus mini. Adjie (panggilan akrab Darmaji) banyak mempromosikan hasil budidayanya lewat dunia maya. “Potensi kaktus mini sangat bagus,” katanya.
Ini dibuktikannya dengan banyaknya permintaan terhadap kaktus ini. “Biasanya untuk bingkisan pernikahan,” ucapnya. Dalam sebulan lelaki yang menggeluti usaha tanaman sejak 2003 ini mengaku mendapatkan permintaan kaktus mini mencapai 1.000 pot. Harga jual kaktusnya sekitar Rp 4.000 - Rp 11. 000 per pot. Dari penjualan kaktus itu, Adjie mampu mencetak omzet sekitar Rp 5 juta - Rp 10 juta sebulan.
Cara Perawatan Unik
Dengan mengembangkan kaktus mini, diharapkan kaktus tak lagi dipandang sebelah mata. Tanaman unik walaupun memiliki duri yang tajam namun bisa menjadi pelengkap dari tanaman-tanaman hias lain di rumah. Selain memiliki bentuk yang unik dan menarik, cara perawatan kaktus mini ternyata juga unik, karena berbeda dengan jenis tanaman hias lain.
Erik mengatakan, ada sedikit perbedaan cara perawatan dan budidaya kaktus dibandingkan jenis tanaman lain. Perbedaan itulah yang menimbulkan anggapan bahwa perawatan kaktus cukup sulit dan tidak semua orang bisa melakukannya. “Padahal, secara garis besar tak sulit merawat kaktus mini,” katanya. Cukup diletakkan di bawah terik sinar matahari dan disiram seminggu sekali.
Meski begitu, ada hal lain yang perlu diperhatikan dalam budidaya kaktus mini. Yaitu, memastikan agar temperatur ruangan tetap terjaga. Pemupukan dan sanitasi dalam pot juga harus diawasi. Menurut Erik, musuh utama kaktus adalah air hujan, selain gangguan hama dan kutu penyakit.
Untuk itulah, kreativitas pembudidaya diperlukan agar bisa menghindari ancaman pembusukan akibat cuaca lembab. Erik mencontohkan, dirinya membuat ruangan khusus di area budidaya yang disebut sungkup. Sungkup dilapisi plastik yang berfungsi menghindari kelembaban, sekaligus memaksimalkan sinar matahari.
Penggunaan sungkup membuat tanaman tak akan terpengaruh jika terjadi perubahan cuaca secara mendadak. “Sungkup dikondisikan sesuai dengan temperatur yang dibutuhkan tanaman yaitu 16-34 derajat celcius,” ujarnya.
Sedangkan menurut Adjie, diperlukan waktu sekitar 3-6 bulan sebelum kaktus bisa dijual. “Kami lebih menyukai menanam tunas dibanding biji, karena prosesnya lebih singkat,” ujarnya.
Bahan pot juga perlu diperhatikan. Erik mengatakan, pot tempat penanaman kaktus mini sebaiknya terbuat dari tanah liat, plastik, semen, keramik, atau kaca. Bahan-bahan tersebut diharapkan bisa menjaga kelembaban tanah. Sehingga, cocok sebagai media tumbuh kaktus.
Kaktus Mutan Mini
Pertumbuhan kaktus yang sempurna tentu menjadi idaman Erik maupun Adjie. Bentuk yang cantik dan sehat akan membuat pembeli senang, sehingga omzet meningkat. Namun pertumbuhan yang sempurna saja tidak cukup. Apalagi, kaktus saat ini tidak hanya dianggap sebagai tanaman hias. Namun, banyak dipakai untuk suvenir di pernikahan dan acara perusahaan.
Sebagai suvenir, bentuk kaktus harus dibuat semenarik mungkin. Karena itulah, Erik mengembangkan eksperimen kaktus mini langka dengan menyambungkan dua kaktus berbeda jenis. Eksperimen ini sangat dimungkinkan karena tanaman kaktus memiliki ratusan jenis berbeda.
Berbekal ilmunya yang didapat dari Fakultas Biologi Universitas Padjadjaran, selain eksperiman penyambungan dua jenis kaktus berbeda, Erik juga melakukan riset untuk menciptakan mutan kaktus mini. Dia mengamati, jenis kaktus yang telah bermutasi sangat langka, sehingga tanaman itu berpeluang memiliki nilai jual yang tinggi.
Harga kaktus mini yang telah bermutasi saat ini bisa mencapai jutaan rupiah. Biasanya, kaktus seharga itu hanya untuk jenis kaktus yang memiliki kelainan faktor usia. Jadi, bukan berdasarkan keunikan jenis, bentuk, ataupun ukuran.
Demikian pula dengan Adjie. Saat ini, dia kerap melakukan uji coba dengan menyambungkan bagian tanaman lain untuk dikombinasikan dengan kaktus. Tentu saja eksperimen ini dilakukan supaya kaktus terlihat menarik hingga bisa dijual antara Rp 300.000 - Rp 500.000 per pot. Menurut Adjie, omzetnya sebesar Rp 5 juta-Rp 10 juta per bulan, akan meningkat bila hasil eksperimen kaktusnya berhasil terjual.Kisi-kisi Singkat Bisnis Budidaya Kaktus Mini
| |
|
Kaktus cenderung terkenal di belahan bumi bagian barat. Tanaman ini berasal dari kata Yunani kaktos, artinya, tanaman berduri. Adalah Linneaus, ahli botani yang membuat klasifikasi tanaman, yang memasukkan kaktus ke dalam kelompok tumbuhan berduri atau Cactaceae.
Kaktus biasa ditemukan di daerah-daerah kering (gurun). Ada lebih dari 2.000 jenis kaktus di belahan bumi. Mereka bisa tumbuh subur di lahan tandus dan kekurangan air. Umumnya, kaktus datang dari dataran tandus seperti Amerika Selatan dan Meksiko. Daerah-daerah itu punya curah hujan rendah dengan frekuensi yang tak tentu. Perubahan suhu yang ada pun sangat ekstrem.
Ada juga pendapat yang mengatakan, bahwa kaktus itu berasal dari Amerika Tengah dan Selatan, Kanada Utara sampai ke Kepulauan Galapagos, di Pasifik dan Kepulauan tropis di India Timur serta Karibia.
Namun, bukan berarti tanaman ini tidak bisa hidup di daerah timur. Di Indonesia, tanaman ini bahkan bisa tumbuh subur. Kaktus saat ini menjadi salah satu alternatif untuk dijadikan tanaman hias. Budidaya miniaturnya juga banyak dipilih pencinta tanaman untuk diaplikasikan di dalam rumah.
Memulai Bisnis
- Mengetahui karakter kaktus dan cara perawatan kaktus.
- Sebaiknya, pilih kaktus lokas karena sudah terbentuk dan sudah terbiasa dengan daerah tropis.
- Sediakan pula media tanam yang dibuat semirip mungkin dengan habitat asli kaktus sehingga tanaman ini bisa beradaptasi secara maksimal.
- Kaktus yang ditanam di luar ruangan jangan terlalu banyak disiram, maksimal 3 kali seminggu dengan air yang tidak sampai tergenang.
- Kaktus yang ditanam didalam ruangan harus disiram sekali seminggu. Minimal dengan satu sendok makan air, selain itu kaktus harus dijemur di bawah sinar matahari selama sejam untuk melancarkan proses fotosintesis.
- Tempat yang memadai. Di awal usaha Anda tak perlu berinvestasi, cukup pergunakan halaman/pekarangan rumah Anda.
- Sediakan peralatan berkebun, di antaranya pot dan penyemprot air
Hambatan
- Pemasaran. Jika tidak gencar berpromosi, bisa jadi usaha Anda kurang dikenal oleh orang lain.
- Lokasi yang strategis. Akan jadi masalah, jika tidak pandai mencari lokasi yang strategis.
Strategi Bisnis
- Pasarkan kaktus hasil budidaya Anda ke toko-toko bunga.
- Di awal usaha, Anda bisa berpromosi di lingkungan tempat tinggal, atau teman-teman kantor.
- Buat blog khusus mengenai budidaya kaktus milik Anda, simpan gambar-gambar kaktus yang menarik sehingga orang lain menjadi tertarik.
- Ikuti asosiasi pecinta tanaman dan promosikan budidaya kaktus Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar