Jakarta. Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkapkan selama Januari-April 2011 luas serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) pada areal padi mencapai 241.013 hektare (ha).
Dari laporan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian yang diterima di Jakarta, Selasa (17/5) menyebutkan, dari luas serangan tersebut yang mengalami puso atau gagal panen mencapai 2.183 ha. "Luas serangan ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu," kata Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Erma Budiyanto.Pada periode Januari-April 2010, tambahnya, luas serangan OPT pada tanaman padi mencapai 235.965 ha dengan tingkat puso 2.613 ha. OPT utama yang menyerang tanaman padi yakni penggerek batang, wereng batang coklat, tikus, blas, kresek dan tungro.
Pada tahun ini serangan tikus merupakan yang paling luas yakni mencapai 64.274 ha sedangkan pada 2010 penggerek batang padi menyerang hingga 74.417 ha. Disusul kemudian serangan hama kresek mencapai 61.121 ha, wereng batang coklat 48.855 ha, penggerek batang padi 47.645 ha, blas 12.342 ha dan tungro 6.866 ha.
Menyinggung dampak luas serangan terhadap produksi pangan tahun ini, dia mengatakan, jika dibandingkan luas tanam yang mencapai 3,16 juta ha maka masih sangat kecil apalagi yang puso hanya 2.183 ha. Sedangkan pada empat bulan pertama 2010 luas tanaman padi mencapai 14,12 juta ha.
Sementara itu luas serangan OPT pada tanaman jagung selama Januari-April 2011 mencapai 6.164 ha dengan tingkat puso 2 ha. Tingkat serangan OPT pada jagung tahun ini naik dibandingkan periode sama 2010 yang seluas 5.135 ha namun angka kegagalan panen lebih rendah dari tahun lalu yang mencapai 12 ha.
Sedangkan serangan OPT pada tanaman kedelai selama 2011 yakni seluas 1.339 ha lebih rendah dari tahun lalu 1.946 ha dengan puso 8 ha. OPT pada tanaman jagung yakni bulai dan tikus sementara yang menyerang kedelai ulat grayak dan penggerek polong.
Menyinggung upaya yang telah dilakukan Kementerian Pertanian untuk pengendalian OPT pada tanaman pangan, Erma mangatakan, antara lain melakukan gerakan pengendalian OPT baik secara swadaya oleh petani maupun pemanfaatan bantuan pestisida dinas propinsi maupun kabupaten serta cadangan nasional.
Melakukan kegiatan surveillance di 10 kabupaten di Propinsi Jatim yakni Kabupaten Jember, Situbondo, Madiun, Ngawi, Bojonegoro, Tuban, Bondowoso dan Gresik. Kegiatan serupa juga dilakukan di Jateng meliputi Karanganyar, Sukoharjo dan Klaten serta Banten yakni di Serang dan Tangerang. (ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar