Jakarta. Perum Bulog siap melakukan pembelian gabah petani dengan berbagai macam kualitas untuk meningkatkan pengadaan beras dalam negeri.
Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso di Jakarta, Kamis (12/5) mengatakan, selama ini perusahaan pangan milik negara tersebut mensyaratkan kualitas tertentu terhadap gabah petani yang akan dibeli dengan harga pembelian pemerintah (HPP).Namun demikian, lanjutnya, dengan kondisi anomali iklim dan cuaca ekstrem seperti saat ini, persyaratan tersebut sulit dicapai petani dan dampaknya Bulog terkendala melakukan pengadaan beras dalam negeri. "Oleh karena itu Bulog tak akan menolak beras dengan kualitas apapun," katanya.
Berdasarkan Inpres no 7 tahun 2009 tentang Kebijakan Perberasan disebutkan, gabah dan beras yang dapat dibeli Bulog dengan kualitas untuk GKP di tingkat petani kadar air maksimum 25%, kadar hampa/kotoran maksimum 10%, GKP di penggilingan kadar air maksimum 25%, kadar hampa/kotoran maksimum 10%.
Sedangkan GKP di penggilingan kadar air maksimum 14%, kadar hampa/kotoran maksimum 3%, GKP di gudang Bulog kadar air maksimum 14%, kadar hampa/kotoran maksimum 3%. Untuk beras di gudang Bulog dengan kadar air maksimum 14%, butir patah maksimum 20%, kadar menir maksimum 2% dan derajat sosoh minimum 95%.
Sutarto mengatakan, gabah dari petani tersebut nantinya tidak langsung disalurkan Bulog untuk program pelayanan publik (PSO). Gabah tersebut, akan dibeli oleh Unit Penggilingan Gabah dan Beras (UPBG) milik Bulog untuk dilakukan pemrosesan sehingga kualitasnya meningkat baru kemudian dimanfaatkan untuk PSO.
Sutarto mengemukakan, hingga saat ini (12/5) realisasi pengadaan gabah dan beras dalam negeri mencapai 827.043 ton dari kontrak sebanyak 897.601 ton.
Selain melakukan pembelian gabah dan beras dengan berbagai macam kualitas, Bulog juga memanfaatkan pembelian secara komersial yang saat ini mencapai 67.538 ton dari kontrak 84.513 ton. Dengan demikian, total beras yang ada di gudang Bulog dari pengadaan dalam negeri sebanyak 911.556 ton. (ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar