Makassar. Empat kabupaten di Sulawesi Selatan yaitu Pinrang, Luwu, Luwu Timur dan Bulukumba memiliki fasilitas gudang penyimpanan dan mesin pengeringan gabah masing-masing berkapasitas 3.000 ton.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura M. Rais di Makassar, Senin, mengatakan, pengadaan gudang penyimpanan tersebut melengkapi keberadaan 13 unit gudang dengan kapasitas penyimpanan kecil yang selama ini telah digunakan.
Khusus untuk mesin pengering yang didatangkan dari Taiwan dan China tersebut dapat melakukan pengeringan sekitar enam hingga delapan jam per satu kali jam kerja. Selain gabah, mesin pengering ini juga dapat digunakan untuk mengeringkan jagung dengan melakukan penyesuaian pada peralatannya.
Keempat mesin pengering yang pengadaannya dikerjasamakan dengan PT Tri Mitra Sukses dan dikelola langsung oleh pengusaha lokal tersebut rencananya akan diresmikan 4 Februari 2011.
"Kabupaten Bantaeng dan Sidrap juga ikut meminta unit mesin pengering tersebut," ujarnya sambil menjelaskan kelebihan dari alat pengering buatan China dan Taiwan ini hemat biaya karena menggunakan tungku sekam dengan biaya Rp50 per kilogram jika dibandingkan menggunakan minyak tanah yang memerlukan biaya Rp375 per kilogram.
Kepala Bulog Divisi Regional Sulsel dan Barat Rito Angky Pratomo mengatakan, pihaknya menyambut positif upaya pemerintah daerah meningkatkan kualitas produksi beras petani dengan memperbanyak gudang dan mesin pengering.
"Iya bagus, sampai ke pengadaan silo dan dryer untuk menangani pascapanen yang selama ini tidak dikelola dengan baik, ini sebuah terobosan. Kalau lihat penanganan pascapanen di sini berkembang pesat," ujarnya.
Menurutnya, pengembangan pascapanen perlu dikembangkan terus tapi tidak bisa selalu mengandalkan pemerintah karena kemampuannya terbatas.
Bulog sendiri memiliki 16 Unit Pengolahan Gabah dan Beras (UPGB) yang tersebar di Sulsel dan Sulbar dengan kapasitas total 20 ribu ton.
Penanganan pascapanen membutuhkan partisipasi semua pihak, selain pengadaan alat-alat penunjang juga bisa dengan memperluas lantai jemur.
Menanggapi kritikan keras selama ini dari Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo terkait penyerapan beras petani oleh Bulog yang dinilai tidak berpihak kepada petani, ia menilai hal tersebut sebagai bentuk perhatian dari pemerintah daerah.
"Kita beli berdasarkan Inpres, Inpresnya mau diperbaiki. Petani pun tidak mau kualitasnya buruk," ujarnya. (ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar