Sabtu, 05 November 2011

Berita Pertanian : Petani Sawit Terancam tidak Panen akibat Banjir

MUKOMUKO. Seluas 150 hektare kebun sawit petani di Desa Tanah Harapan, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, terancam tidak bisa dipanen selama tiga bulan akibat terendam banjir.

"Ratusan tanaman sawit yang terancam tidak bisa menghasilkan selama tiga bulan itu karena usianya masih muda dan baru mau berbuah pasir," Kata Kepala Desa Tanah Harapan, Kecamatan Kota Mukomuko Atral di Mukomuko, Sabtu (5/11).

Dari total luas areal perkebunan sawit di desa itu, kata dia, yang paling parah terendam banjir dan diprediksi sulit berbuah seluas 150 hektare. Karena tanaman sawit yang baru berbuah pasir itu berada sepanjang bantaran Sungai Selagan.

Menurut dia, air Sungai Selagan merupakan sumber utama terjadinya banjir yang merendam tanaman sawit warga sekitar. Hujan deras terus-menerus mengguyur daerah itu sejak Rabu (2/11) sampai Jumat (4/11).

Jika sampai tiga hari kedepan hujan masih saja mengguyur daerah ini khususnya di desa tersebut, petani tidak saja terancam tidak panen selama tiga bulan tetapi berpeluang merusak tanaman tersebut.

"Tanaman sawit yang lama terendam itu dengan sendirinya rusak dan otomatis petani akan mengalami kerugian yang sangat besar karena tidak sedikit biaya yang dikeluarkan untuk memulai membuka kebun sampai panen," kata dia.

Sedangkan, komoditas tanaman pertanian lain yang terendam banjir, menurut Atral, belum didata dan dilaporkan oleh pemiliknya ke perangkat desa.

"Kami baru dapat laporan tanaman sawit yang terendam, kalau tanaman pangan dan pertanian lain belum dilaporkan," kata dia.

Sementara itu, sampai saat ini hujan masih saja mengguyur daerah ini, dan membuat warga kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari.

"Warga terpaksa bertahan di dalam rumah dalam kondisi cuaca hujan seperti saat ini," kata Atral.

Selain seluas ratusan hektar tanaman sawit di desa itu yang terkena banjir, kata dia, sekitar sembilan rumah warga juga ikut terendam air.

Namun, air yang merendam rumah warga itu saat ini mulai surut dan pemiliknya sudah kembali ke rumah mereka masing-masing.

Sebelumnya, Kepala Bidang Penyelenggaraan Penyuluhan pada Badan Pelaksanaan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BP2KP) Kabupaten Mukomuko Jumadi mengatakan, seluas 80 hektar tanaman jagung petani tiga desa di Kecamatan Lubuk Pinang terendam banjir.

Puluhan hektar tanaman jagung petani yang terendam banjir itu mulai usia 15 hingga 60 hari.

Seluas puluhan hektar luas areal tanaman jagung yang terendam banjir itu berada di Desa Arah Tiga seluas 10 hektare, Desa Tanjung Alai 20 hektare, dan Desa Sumber Makmur 40 hektare.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar