Rabu, 02 November 2011

Sipirok Cocok untuk Pengembangan Buah Naga















Medan
. Kondisi tanah di daerah Arse, Kabupaten Sipirok cocok untuk budidaya buah naga. Petani diharapkan mau mengembangkan tanaman ini karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi apalagi baru sedikit yang membudidayakannya. Sementara permintaan buah naga untuk pasaran di Medan maupun di luar Medan sangat tinggi.
Hal tersebut diungkapkan oleh Pelaksana (PL) Unit Pelaksana Tugas Balai Benih Induk (UPT BBI) Arse Sipirok, Bahrudin Siregar saat ditemui MedanBisnis di Dinas Pertanian Sumut di Jalan AH Nasution, Medan.

Dijelaskannya, sejak tahun 2010 UPT BBI Arse telah mengembangkan buah naga sebanyak 1.500 batang yang terdiri dari 900 batang jenis buah naga merah dan 600 batang buah naga putih. "Dari sisi ketinggian dan struktur tanahnya di daerah Sipirok cocok untuk pembudidayaan buah naga," katanya, Senin (31/10).

Menurutnya, buah naga bisa ditanam di tanah ketinggian 0 - 700 meter di atas permukaan laut (mdpl). "Harapannya petani tidak hanya menginvestasikan uangnya untuk menanam sawit, karena investasi tanaman buah naga tidak kalah menguntungkan," katanya.

Menurutnya, buah yang perawatannya cukup mudah dan bisa berbuah pada usia 7 bulan ini di pasaran cukup tinggi yakni sekitar Rp 15.000 - Rp 25.000 per buah. Buah naga termasuk tanaman yang tidak banyak memerlukan pasokan air. "Buah naga bisa tumbuh dengan air yang cukup, dan di ruangan terbuka dengan sinar matahari langsung," ujarnya.

Dia menilai, saat ini buah naga masih merupakan buah koleksi dan belum memiliki sertifikat. Ke depan, harapannya bisa dikeluarkan sertifikat sehingga distribusinya dapat meluas. “Saat ini, buah naga kami kembangkan di lahan seluas 2 rante dan sudah mulai berbuah. Tahun 2012 nanti sudah bisa diperbanyak lagi," ujarnya.

Ia menjelaskan, saat ini bibit buah naga dijual dengan harga bervariasi mulai dari Rp 15.000 - Rp 20.000 per batang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar