Sekitar 80 persen saluran irigasi di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, rusak. Padahal, Karawang merupakan lumbung beras nasional. Di sisi lain, pemerintah mematok target memiliki cadangan beras 10 juta ton pada 2015.
Informasi rusaknya saluran irigasi di Karawang berasal dari Sekretaris Dewan Ketahanan Pangan (DKP) dan Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Ahmad Suryana dalam diskusi Antisipasi Dampak Perubahan Iklim dan Krisis Pangan dalam Upaya Memantapkan Ketahanan Pangan Nasional di Jakarta, 4 April 2011.
Pernyataan Ahmad Suryana itu menggambarkan keseriusan persoalan pembangunan pertanian. Pemerintah mematok target tinggi untuk produksi pangan, tetapi pencapaian target itu tampak belum didukung kebijakan terpadu dan pelaksanaannya secara konsisten.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan Nasional Winarno Tohir meragukan keberpihakan pemerintah terhadap sektor pertanian dan kesejahteraan petani. Pemerintah (Menteri Keuangan) sampai hari ini belum memutuskan harga eceran tertinggi pupuk di tengah kabar santer harga pupuk akan naik mulai Juni 2011. Tidak tersedia kredit umum dan pemasaran produk tak terjamin. Petani seperti sendirian menghadapi perubahan iklim, meskipun pangan negeri ini bergantung pada jutaan petani kecil.
Sebanyak 80 persen dari jumlah petani berpendidikan maksimal SD. Artinya, kemampuan mereka sangat rendah dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Masih 17.000 desa belum memiliki penyuluh pertanian lapangan. ”Sumber daya manusianya pun harus ditingkatkan. Para penyuluh sering mengeluh buku panduan penyuluhan tidak ada yang baru, kaset penyuluhan isinya itu-itu saja, sementara ada perubahan iklim,” kata Winarno.
Padahal, penyuluh lapangan, menurut Dr Amanda Katili Niode dari Dewan Nasional Perubahan Iklim, adalah kunci petani dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
Meskipun begitu, tetap ada harapan dari bawah. Petani mencoba beradaptasi terhadap perubahan iklim. Untuk mengatasi merebaknya wereng karena sepanjang tahun lalu iklim basah, petani melonggarkan jarak tanam dan memelihara ikan di sawah bersama padi. Mereka mencampur umpan tikus dengan semen agar mengeras di pencernaan tikus. Petani tebu membuat sumur resapan untuk memperbaiki drainase dan petani bawang meninggikan guludan setinggi 50 cm dari permukaan air agar umbi tidak busuk.
Namun, upaya itu hanyalah untuk bertahan yang akan sulit berlanjut di tengah perubahan iklim. Pemerintah harus memperbaiki teknologi budidaya, agrobisnis dari hulu hingga hilir, dari budidaya hingga industri, dari pendanaan hingga pemasaran. Tanpa itu, target 10 juta ton cadangan pangan beras 2015 hanya tinggal sebagai target.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar