KENDARI. Meski termasuk daerah surplus, Bulog Sulawesi Tenggara tetap mengimpor beras guna menambah cadangan selama 2011. Untuk tahap awal, Sultra sudah menerima pasokan impor 3.600 ton beras asal Vietnam dari total rencana impor 10.000 ton.
Beras jenis Vietnam Rice Broken 15 itu tiba dan mulai dibongkar di Pelabuhan Nusantara Kendari, Rabu (9/3). ”Alokasi beras impor ini untuk cadangan beras pemerintah yang nantinya digunakan untuk program raskin, antisipasi bencana alam dan sosial, maupun stabilisasi harga pangan,” kata Kepala Divisi Regional Perum Bulog Sultra Bambang Napitupulu, saat meninjau pembongkaran beras tersebut di pelabuhan Kendari..
Impor beras ini merupakan bagian kebijakan pemerintah pusat. Di Sultra, impor diperlukan karena stok saat ini hanya 1.600 ton, sementara kebutuhan cadangan setiap bulan 3.900 ton atau 46.800 ton dalam setahun.
Dari Madiun, Jawa Timur, dilaporkan, stok beras untuk raskin di gudang Bulog memasuki masa kritis. Salah satu penyebabnya, penyerapan beras dari petani berlangsung lamban menyusul kurang kompetitifnya harga gabah pembelian pemerintah.
Data di Bulog Sub Divre Madiun menunjukkan, stok beras di gudang Bulog per tanggal 9 Maret 2011 tinggal 4.400 ton setara beras. Stok itu hanya cukup untuk kebutuhan selama dua bulan ke depan.
Di Lamongan, petani masih menyimpan gabahnya untuk persiapan sendiri, karena harga pembelian yang rendah.
Adapun di Lampung, Bulog akan segera membeli beras dari petani saat musim panen raya Maret-Mei ini.
Sementara di Tasikmalaya, para petani mengeluh karena harga gabah terus menurun dalam beberapa hari terakhir. Penyebabnya adalah tingginya curah hujan dan banyaknya sawah yang sudah melakukan panen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar