Jakarta. Dengan penduduk sekitar 240 juta orang, jelas bukan hal mudah memberi makan seluruh rakyat Indonesia. Makanya, pemerintah idealnya melakukan pencetakan sawah baru seluas 200.000 Hektar per tahun untuk mencapai target surplus 10 juta ton beras pada 2014.

Pengamat pertanian dari INDEF, Bustanul Arifin, di Jakarta, Rabu, menyatakan, saat ini kemampuan pemerintah mencetak sawah tidak sampai 50.000 Ha per tahun. Kalau begitu, target pencapaian surplus 10 juta ton beras pada 2014 tidak tercapai.

Menurut dia, upaya serius sekali untuk mencetak sawah baru seluas itu jadi keharusan. Apalagi ada tantangan laju alih fungsi sawah produktif menjadi kegunaan lain telah melebihi 100 ribu Ha per tahun.

Mudah saja melihatnya, di sepanjang pinggir jalan menuju Jatibarang, Jawa Barat, banyak sekali rumah makan berdiri di lahan bekas sawah produtif. Lahan parkirnya luas-luas, bisa menampung puluhan bis antar kota karena memang pasar rumah makan itu pemakai jasa transportasi darat.

Sebelumnya Menteri Pertanian, Suswono, mengatakan, untuk mencapai surplus 10 juta ton beras pada 2014, salah satu upaya yang akan ditempuh pemerintah perluasan dan pengelolaan lahan.

Strategi tersebut antara lain melalui upaya penambahan luas baku lahan sawah dengan cetak sawah baru 60.000 Ha pada 2011 menjadi 300.000 Ha hingga 2015 atau 100.000 Ha per tahun.

Sementara itu Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Winarno Tohir, menyatakan, bila Indonesia ingin menjadi negara eksportir beras, luas panen per kapita paling tidak 1,5 kali lipat yang ada sekarang. Saat ini masih 813 meter persegi perkapita, sedangkan yang diperlukan untuk menjadi negara eksportir adalah 19.268.100 Ha.

Namun, tambahnya, luas luas panen per kapita di Indonesia setiap tahun justru semakin mengecil padahal di negara lain, luas panen terus meningkat.

Di Vietnam peningkatan mencapai dua kali lipat, tambahnya, bahkan, di Thailand mencapai tiga kali lipat sehingga dua negara itu bisa melakukan ekspor beras. Selama 2002-2011, luas lahan baku pertanian mengalami alih fungsi lahan hingga 990.000 Ha.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), menurut dia, alih fungsi lahan pertanian setiap tahunnya mencapai 110 ribu Ha sedangkan luas lahan baku pada 2002 tercatat sebesar 7.748.348 Ha. "Namun, sejak tahun ini lahan baku kita tinggal 6.758.348 Ha. Sementara jumlah penduduk terus bertambah 1,4 persen per tahun," katanya.