Mamuju. Sebagian petani kakao di Desa Leling, Kecamatan Bonehau, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat beralih mengembangkan tanaman kelapa sawit karena dianggap lebih menjanjikan untuk kesejahteraan.

"Kebanyakan petani kakao di Desa Leling mulai malas mengurusi kakao yang setiap saat terserang penyakit atau hama penggerek buah kakao. Makanya, petani di daerah kami justru tertarik untuk mengembangkan kelapa sawit," kata Ishaq, petani Desa Leling di Mamuju, Selasa.

Menurutnya, pengembangan kelapa sawit di daerahnya dilakukan sejak dua tahun terakhir ini, setelah masuknya salah satu perusahaan yakni PT Mul Lestari tahun 2009.

"Petani di Leling sangat bersemangat mengembangkan kelapa sawit apalagi pihak perusahaan terbilang adil untuk memikirkan nasib petani," kata dia.

Salah satu bentuk kepedulian perusahaan, kata dia, dengan dibangunnya jembatan penghubung antara desa Leling menuju ibu kota Kecamatan Bonehau.

"Selama bertahun-tahun, warga di Leling yang berada di wilayah pegunungan dengan ditumbuhi hutan belantara tak pernah berpikir akan pernah masuk kendaraan ke daerahnya. Apalagi, selama ini masyarakat hanya mengandalkan perahu katinting melalui sungai sebagai sarana transportasi alternatif untuk kegiatan ekonomi masyarakat," katanya.

Karena itu, kata dia, warga bersama perusahaan terus melakukan upayan pengembangan kelapa sawit yang telah banyak memberikan kesejahteraan terhadap masyarakat setempat.

Ia mengemukakan, komoditas kelapa sawit dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan, apalagi petani terus melakukan penambahan areal tanaman kelapa sawit tersebut.

Dia mengatakan, pemerintah yang mengembangkan program gerakan peningkatan produksi kakao dengan berbagai bantuan yang dikucurkan seakan tidak mendorong lagi keinginan warga untuk mengembangkan kakao.

"Kakao memang sangat menjanjikan. Tetapi, warga terkadang masih dipusingkan dengan serangan hama elah merusak buah kakao. Makanya, mereka memilih beralih untuk mengembangkan kelapa sawit yang jarang terserang penyakit," kata Ishaq.

Hal senada dikatakan, Agus, petani Leling yang juga beralih mengembangkan kelapa sawit setelah sebelumnya mengembangkan tanaman coklat.

"Ribuan pohon tanaman kakao terpaksa dihancurkan untuk dijadikan areal pengembangan kelapa sawit," kata dia.

Dia berani beralih menjadi petani sawit karena harganya cukup menggiurkan ketimbang mengharapkan hasil buah kakao yang sering terserang penyakit. (ant)