Jakarta. Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkapkan impor sayuran selama 2010 cenderung mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.
Direktur Budi Daya dan Pascapanen Sayuran dan Tanaman Obat Ditjen Hortikultura Kementan Yul Bahar di Jakarta, Minggu (8/5) mengatakan, beberapa tanaman sayuran yang impornya meningkat tersebut justru yang bisa diproduksi di dalam negeri.
Dia mencontohkan komoditas tersebut seperti tomat, bawang merah, wortel, buncis, cabai, bawang daun dan kentang. "Impor yang cenderung meningkat ini menimbulkan ketergantungan yang berkelanjutan (pada produk luar)," katanya.
Pada 2010, lanjutnya, Indonesia mengimpor tomat sebanyak 10.429 ton, bawang merah 64.247 ton, bawang putih 367.007 ton, cabai 18.358 ton dan kentang 50.384 ton. Sedangkan bawang daun juga diimpor sebanyak 454 ton, begitu juga kacang merah 225 ton dan buncis 7.751 ton sementara sayuran lainnya mencapai 266.436 ton.
Meskipun demikian Yul Bahar mengakui Indonesia juga melakukan ekspor produk-produk sayuran tersebut walaupun masih lebih rendah dibandingkan dengan impor. Ekspor tomat pada 2010 sebanyak 1.656 ton, bawah merah 13.871 ton, bawang putih 266 ton dan wortel hanya tujuh ton.
Sedangkan ekspor bawang daun sebanyak 81 ton, kacang merah 173 ton, buncis 924 ton dan cabe 8.774 ton. Sementara ekspor kentang pada 2010 sebanyak 8.132 ton serta sayuran lainnya mencapai 109.794 ton.
Sebelumnya dalam temu koordinasi kehumasan di Medan, Sumatera Utara dia menyatakan, selain masih tingginya tingkat impor sayuran, persoalan lain yang dihadapi saat ini antara lain skala usaha, kegiatan yang kecil-kecil dan tersebar.
Tanpa adanya pola tanam dan produksi yang mengacu pada permintaan dan pasar, tingkat kehilangan hasil yang masih tinggi yakni 20-40 persen serta ketergantungan pada bahan kimia dalam budidaya sayuran. "Oleh karena itu, peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk hortikultura berkelanjutan akan menjadi salah salah satu program Ditjen Hortikultura di 2011," katanya.
Upaya peningkatan produksi antara lain dengan pengembangan kawasan sayuran terdiri kawasan intensif, kawasan inisiasi, kawasan sayuran organik dan "alternative development". (ant)
Dia mencontohkan komoditas tersebut seperti tomat, bawang merah, wortel, buncis, cabai, bawang daun dan kentang. "Impor yang cenderung meningkat ini menimbulkan ketergantungan yang berkelanjutan (pada produk luar)," katanya.
Pada 2010, lanjutnya, Indonesia mengimpor tomat sebanyak 10.429 ton, bawang merah 64.247 ton, bawang putih 367.007 ton, cabai 18.358 ton dan kentang 50.384 ton. Sedangkan bawang daun juga diimpor sebanyak 454 ton, begitu juga kacang merah 225 ton dan buncis 7.751 ton sementara sayuran lainnya mencapai 266.436 ton.
Meskipun demikian Yul Bahar mengakui Indonesia juga melakukan ekspor produk-produk sayuran tersebut walaupun masih lebih rendah dibandingkan dengan impor. Ekspor tomat pada 2010 sebanyak 1.656 ton, bawah merah 13.871 ton, bawang putih 266 ton dan wortel hanya tujuh ton.
Sedangkan ekspor bawang daun sebanyak 81 ton, kacang merah 173 ton, buncis 924 ton dan cabe 8.774 ton. Sementara ekspor kentang pada 2010 sebanyak 8.132 ton serta sayuran lainnya mencapai 109.794 ton.
Sebelumnya dalam temu koordinasi kehumasan di Medan, Sumatera Utara dia menyatakan, selain masih tingginya tingkat impor sayuran, persoalan lain yang dihadapi saat ini antara lain skala usaha, kegiatan yang kecil-kecil dan tersebar.
Tanpa adanya pola tanam dan produksi yang mengacu pada permintaan dan pasar, tingkat kehilangan hasil yang masih tinggi yakni 20-40 persen serta ketergantungan pada bahan kimia dalam budidaya sayuran. "Oleh karena itu, peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk hortikultura berkelanjutan akan menjadi salah salah satu program Ditjen Hortikultura di 2011," katanya.
Upaya peningkatan produksi antara lain dengan pengembangan kawasan sayuran terdiri kawasan intensif, kawasan inisiasi, kawasan sayuran organik dan "alternative development". (ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar