Balige. Taman Eden 100 di Desa Sionggang Utara, Kecamatan Lumban Julu, Toba Samosir (Tobasa), Sumatera Utara, hingga kini telah mengoleksi dan membudidayakan ratusan jenis pohon langka, yang umumnya tumbuh di kawasan Tapanuli.
Pengelola Taman Eden, Marandus Sirait di Balige, Selasa (3/5) menyebutkan, penanaman berbagai jenis pohon langka tersebut sengaja dilakukan sebagai wujud nyata menunjukkan kepedulian melestarikan lingkungan hidup. "Taman ini bisa dijadikan sebagai objek wisata edukasi, karena setiap pengunjung dapat mempelajari lebih jauh tentang berbagai jenis tanaman kategori langka pada areal seluas 40 hektare," ujar Marandus.Penerima Kalpataru kategori perintis lingkungan 2005 itu menyebutkan, taman yang lokasinya hanya berjarak sekitar 40 kilometer dari ibukota kabupaten, Balige tersebut didominasi pohon khas yang tumbuh di sekitar danau Toba seperti hariara, jabi-jabi, ingul, andaliman, mangga, nangka dan jambu.
Selain itu berbagai jenis pohon yang tergolong langka juga ditanam di objek wisata rohani ini. Bahkan, sekelompok monyet hidup berdampingan dengan aman bersama para pengelola taman asri yang ramah lingkungan tersebut.
Anggota DPRD Sumatera Utara, Brilian Moktar, di sela tugasnya saat berkunjung ke taman tersebut menyebutkan, semangat mengabdi pada alam yang ditunjukkan Marandus patut diapresiasi, sebab pelestarian alam akan mencegah kerusakan lingkungan yang berpotensi mengakibatkan bencana.
"Marandus telah memaknai nilai pelestarian tidak hanya sebatas berteori, tapi diinterpretasikannya lewat kreasi bermanfaat," ujar Brilian, politisi partai PDI-P tersebut.
Berdasarkan posisi geografis kawasan Tobasa sebagai daerah tangkapan air yang didominasi lahan kritis, kelestariannya sangat perlu dijaga. Sebab, menurut dia, hutan, tanah dan air bukan warisan nenek moyang, tapi merupakan titipan buat anak cucu. (ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar