Musi Rawas. Potensi perikanan air tawar Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, saat ini merupakan yang terbesar di propinsi itu, dan prospeknya cukup menjanjikan.
"Luas areal budi daya ikan air tawar mencapai 2.979,95 hektare yang terdiri atas usaha perikanan air deras irigasi, keramba, usaha perikanan umum, dan kolam air tenang, dengan total produksi per tahun sebanyak 6.300,43 ton ikan segar," kata Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Musi Rawas Heriyanto, Senin (9/5).
Selain mengandalkan usaha perikanan yang sifatnya permanen, usaha perikanan di daerah ini, kata dia banyak juga warga yang memanfaatkan lahan pertanian sawah untuk usaha selingan. Usaha selingan itu yakni memelihara ikan sambil menunggu musim tanam tiba, dimana untuk potensi ini luas arealnya mencapai 2.000 hektare dengan produksi per tahun 1.282,90 ton.
Produksi ikan Musi Rawas tersebut sebagian besar berasal dari usaha kolam air deras yang memanfaatkan pengairan irigasi yang jumlahnya mencapai 1.440 unit, terdiri dari kolam air deras 143 unit, kolam air tenang 543 unit unit, dan sawah 754 unit.
Ia mengatakan guna meningkatkan produksi perikanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat dan masyarakat Sumsel, serta dijual ke Bengkulu, Jambi, Padang dan beberapa daerah lainnya, pihaknya memberikan bantuan kepada petani ikan berupa bibit unggul, baik ikan nila maupun emas.
Selain itu, pihaknya juga memberikan bantuan bibit untuk pengembangan jenis ikan lele, patin, gurami dan udang galah. Untuk mendukung produksi ikan di daerah itu, mereka juga tengah mengembangkan usaha budidaya ikan melalui keramba dan jaring apung di perairan umum.
Walaupun usaha keramba baru memproduksi 60,14 ton ikan per tahun, dan usaha jaring apung sebanyak 45,44 ton, namun dinilai cukup menggembirakan. Ke depannya, kata dia, usaha tersebut berpotensi untuk terus dikembangkan.
Selain peningkatan produksi ikan Dinas Perikanan dan Peternakan Musi Rawas juga membangun usaha sektor hulu berupa budidaya benih ikan unggulan, dimana selama ini bibitnya masih didatangkan dari luar, dengan potensi investasi untuk ikan mas mencapai 45 juta ekor dan ikan nila sebanyak 56 juta ekor. (ant)
Selain mengandalkan usaha perikanan yang sifatnya permanen, usaha perikanan di daerah ini, kata dia banyak juga warga yang memanfaatkan lahan pertanian sawah untuk usaha selingan. Usaha selingan itu yakni memelihara ikan sambil menunggu musim tanam tiba, dimana untuk potensi ini luas arealnya mencapai 2.000 hektare dengan produksi per tahun 1.282,90 ton.
Produksi ikan Musi Rawas tersebut sebagian besar berasal dari usaha kolam air deras yang memanfaatkan pengairan irigasi yang jumlahnya mencapai 1.440 unit, terdiri dari kolam air deras 143 unit, kolam air tenang 543 unit unit, dan sawah 754 unit.
Ia mengatakan guna meningkatkan produksi perikanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat dan masyarakat Sumsel, serta dijual ke Bengkulu, Jambi, Padang dan beberapa daerah lainnya, pihaknya memberikan bantuan kepada petani ikan berupa bibit unggul, baik ikan nila maupun emas.
Selain itu, pihaknya juga memberikan bantuan bibit untuk pengembangan jenis ikan lele, patin, gurami dan udang galah. Untuk mendukung produksi ikan di daerah itu, mereka juga tengah mengembangkan usaha budidaya ikan melalui keramba dan jaring apung di perairan umum.
Walaupun usaha keramba baru memproduksi 60,14 ton ikan per tahun, dan usaha jaring apung sebanyak 45,44 ton, namun dinilai cukup menggembirakan. Ke depannya, kata dia, usaha tersebut berpotensi untuk terus dikembangkan.
Selain peningkatan produksi ikan Dinas Perikanan dan Peternakan Musi Rawas juga membangun usaha sektor hulu berupa budidaya benih ikan unggulan, dimana selama ini bibitnya masih didatangkan dari luar, dengan potensi investasi untuk ikan mas mencapai 45 juta ekor dan ikan nila sebanyak 56 juta ekor. (ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar