TEMANGGUNG. Sejumlah 169,3 hektare (ha) areal sawah di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, diserang berbagai jenis hama dan organisme pengganggu tanaman (OPT) yang muncul akibat cuaca ekstrem. Ini berpengaruh pada penurunan produktivitas padi meski tidak terlalu signifikan.
Data di Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Kabupaten Temanggung, serangan hama dan OPT itu terdiri dari serangan hama penggerek batang seluas 48,9 ha tersebar di 15 kecamatan, hama putih seluas 52,2 ha di 10 kecamatan, dan hama tikus seluas 24,1 ha di enam kecamatan.
Lainnya, serangan tungro seluas 19,2 ha di tujuh kecamatan, blast seluas 9,6 ha di tiga kecamatan, hama kresek seluas 10,3 ha di empat kecamatan, walang sangit seluas 3,1 ha di dua kecamatan, serta penyakit akibat jamur jenis certusfora seluas 1,9 ha di satu kecamatan.
"Memang serangan hama dan OPT yang bermacam-macam itu cukup mempengaruhi produktivitas padi, tapi tidak terlalu banyak. Jadi kami tidak sampai akan kekurangan beras nantinya," kata Kepala Seksi Usaha Tani dan Agribisnis Dstanbunhut Kabupaten Temanggung Ruri Handayani, Minggu (1/5), di Temanggung.
Disebutnya, hingga Maret lalu, luasan tanam padi di Kabupaten Temanggung mencapai 2.547 ha. Luasan panen mencapai 3.436 ha. Angka produksi mencapai 21.039 ton gabah kering giling (GKG) atau 14.306 ton beras.
"Serangan hama dan OPT sekarang ini intensitasnya lebih karena pengaruh cuaca ekstrem dan penanganan yang tidak intensif. Tapi bisa diatasi sebenarnya jika kondisi sanitasi diperbaiki, lalu adanya penyemprotan sesuai intensitas serangan, rotasi tanaman, atau bisa juga dengan agens hayati dan pestisida hayati," ujar Ruri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar