MAKASSAR. Potensi pasar sayuran dan komoditas hasil laut di Singapura sangat besar. Jika kualitas sayuran dan ikan Sulsel bisa bersaing di pasar Singapura, dipastikan permintaan bakal lebih besar.
Direktur CV Atka Jaya, Multasyam, yang menjadi mitra Pemprov Sulsel dalam pengiriman perdana komoditas sayuran ini, mengatakan, potensi pasar sayuran di Singapura sangat menjanjikan. Dia mengaku telah mendapat penawaran mencapai 12-15 kilogram per bulan namun tak mampu menyiapkan sebanyak itu, karena terkendala bahan baku dan persyaratan standardisasi.
Salah satu buyer yang menjadi mitra di Singapura adalah PT Alamanda. Perusahaan ekspor impor sayur-sayuran (vegetables) itu, siap dengan volume berapa pun sepanjang sesuai standar yang dibuktikan dengan sertifikat. "Kami ditawari 12-15 kilogram per bulan. Itu baru jenis buncis dan cabe. Kalau kentang masih dalam tahap persiapan. Kentang harus siap stoknya karena potensinya besar. Mungkin 19 Oktober nanti akan kami mulai lagi untuk kentang," bebernya.
PT Garuda Indonesia memberikan keringanan tarif kargo untuk pengiriman perdana. Rate normal sebenarnya USD1,5 atau sekira Rp16 ribu per kilogram diturunkan menjadi USD0,65, setara Rp6.000 per kilogram.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulsel (Disperindag) Irman Yasin Limpo usai peresmian ekspor perdana menjelaskan, komoditas ini, akan mengisi kebutuhan supermarket di Singapura. Sebelum pengiriman pihaknya telah melakukan standardisasi sesuai permintaan pembeli di Singapura.
Meski pengiriman sayuran kemarin, baru uji coba, Irman berharap bisa kontinu setelah ada kepercayaan dari konsumen. "Setelah pengiriman hari ini, selanjutnya kita akan evaluasi," ungkapnya.
Pasar sayur-sayuran di Singapura sambung Irman, berbeda dengan di Indonesia. Sistem pasar Singapura lebih banyak ditentukan asosiasi. Karena itu, ekspor perdana sayur-sayuran asal Sulsel ini, berjaringan langsung dengan asosiasi penyalur buah dan sayuran. "Setelah tiba di sana (Singapura, red), pembeli tentu akan memilah sebelum dilepas ke pasar," tambahnya.
Rintis India
Sementara itu, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, mengatakan, ekspor perdana sayuran ke Singapura, baru sekadar uji coba. Menurut dia, ekspor langsung palawija segar bukan pekerjaan mudah. "Ada standardisasi dan aturan yang harus kita penuhi seperti bebas pestisida," ungkap Syahrul.
Sampel ekspor sayuran seberat 330 kilogram dan ikan 1,4 ton dikirim melalui kargo Garuda Airlines langsung dari Makassar ke Singapura. Kargo Garuda Airlines ke Singapura terbang empat kali sepekan. "Setelah Singapura kami akan coba masuk ke India, Malaysia, dan Hong Kong. Kami berusaha untuk itu. Minimal kita masuk dulu. Mudah-mudahan mereka suka dengan hasil bumi Sulsel," ungkap Syahrul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar