Medan. Berdasarkan angka sementara (asem) di Dinas Pertanian (Distan) Sumatera Utara (Sumut), pada semester I 2011 produksi kentang Sumut mencapai 53.966 ton, sedikit mengalami peningkatan jika dibanding dengan periode sama tahun lalu yang mencapai 51.542 ton. Kepala Seksi Data dan Perumusan Program Distan Sumut, Lusyantini, mengatakan, meski mengalami peningkatan, produksi kentang Sumut masih sangat rendah jika dibanding dengan daerah lain. "Rata-rata, daerah lain di Indonesia produksinya bisa mencapai 100.000 ton pada semester I," kata Lusi di Medan, Senin (26/9).
Menurutnya, produksi kentang Sumut rendah lantaran sebagian besar petani kentang masih kesulitan mendapat bibit kentang yang berkualitas. Sejauh ini petani hanya memakai bibit kualitas rendah sehingga produktivitas sangat rendah.
Sementara itu, Kepala Bidang Bina Hortikultura Distan Sumut, Yulizar membenarkan bahwa selama ini petani kentang di Sumut masih kesulitan memperoleh bibit kentang berkualitas. "Sebenarnya bibit itu ada, cuma harganya yang sangat mahal sehingga belum bisa dijangkau petani," kata Yulizar.
Di Sumut, kata dia, tersedia sejumlah komoditas bibit, seperti G1, G2, G3 hingga G4. Berdasarkan kualitasnya, G1 dinilai lebih berkualitas dan lebih produktif dibanding G4.
Sayang, karena keterbatasan dana, para petani kentang cenderung memilih bibit berkualitas rendah yaitu bibit G4. Harganya Rp9.000 per kg di tingkat penangkar. Bibit ini rata-rata memproduksi 18 ton hingga 20 ton per hektare tiap panen asalkan pengaturan masa tanam dan produksi petani terus dibina.
Untuk itu, kata dia, selama ini pihaknya bekerja sama dengan Balai Benih di tingkat kabupaten/kota yang ada di Sumut untuk terus mengembangkan bibit kentang yang berkualitas sehingga bisa menggenjot produktivitas kentang.
"Tentu dengan adanya kerja sama ini juga, diharapkan petani bisa menjangkau bibit berkualitas disamping kami memberi bantuan bibit kepada petani seperti di Simalungun dan Tanah Karo," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar