Kabanjahe. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo menargetkan produksi kentang sepanjang tahun 2011 sebanyak 49.826 ton dari lahan seluas 3.110 hektare. Peningkatan target produksi ini didasarkan pada pengembangan benih kentang dari Granola G0 ke Granola G1 oleh Gabungan Kelompok Petani (Gapoktan) di Tanah Karo.
Hadir juga dalam kegiatan tersebut Bupati Karo Kena Ukur Karo Jambi Surbakti, Pemimpin BI Kantor Regional Sumut dan Aceh Nasser Atorf, Ketua DPRD Karo Siti Aminah Perangin-angin, Ketua Forum Pengembangan Karo Petrus Sitepu, pimpinan bank se-Kabupaten Karo serta Gapoktan Tanah Karo.
Dikatakan Agustoni, total lahan kentang di Karo seluas 4.139 hektare. Namun untuk tahun 2011, sasaran untuk produksi hanya 3.110 hektare. Sementara sisanya seluas 1.029 hektare untuk target produksi 2012.
Menurutnya, selain untuk konsumsi Karo dan Sumut, kentang produksi daerah ini juga untuk ekspor. Meski diakuinya, beberapa tahun belakangan ada penurunan ekspor akibat petani di Karo yang masih tergantung pada penggunaan pestisida, sementara pasar Eropa yang merupakan tujuan ekspor sudah beralih kepada tanaman kentang organik. Begitupun petani Karo, tambahnya, akan kembali melirik pasar ekspor dengan melakukan pengembangan bibit kentang. Dengan pengembangan ini, dikatakan Agustono, produksi kentang Tanah Karo bisa naik menjadi 30 ton per hektare dari rata-rata 16 ton per hektare.
Meski diakuinya, untuk pengembangan benih kentang masih ditemukan masalah seperti kucuran modal yang masih cukup sulit dari perbankan, namun Gapoktan di Tanah Karo akan tetap komitmen untuk melakukan pengembangan secara kontinu untuk bisa kembali menguasai pasar ekspor.
Bupati Karo Kena Ukur Karo Jambi Surbakti, mengungkapkan, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Dinas Pertanian serta penyuluh untuk membantu Gapoktan dalam pengembangan produksi kentang di Tanah Karo.
"Kita akan terus bersinergi dengan Dinas Pertanian maupun penyuluh untuk menyokong Gapoktan supaya produksi kentang bisa mencapai target. Ini juga akan menjadi satu titik balik bagi petani Karo untuk kembali bisa menembus pasar ekspor, dimana belakangan semakin susah untuk mengirim dalam jumlah yang besar," katanya.
Pemimpin BI Kantor Regional Sumut dan Aceh Nasser Atorf, mengungkapkan, kebutuhan benih kentang bermutu untuk daerah Sumut khususnya daerah Karo belum terpenuhi sehingga perlu dilakukan pengembangan atau pun pemulihan benih tanaman kentang agar produksi tercapai.
"Dengan adanya varietas unggul dan alur benih yang jelas, bisa menjadi faktor penentu dalam sistem agribisnis dalam meningkatkan produksi kentang di Sumut. Ini juga akan mengurangi benih palsu dan kwadaluarsa yang beredar di pasaran," ungkapnya. Ia menambahkan, perbankan juga akan konsisten untuk membantu skim kredit bagi petani guna menyokong permodalan.
Dalam kesempatan tersebut, BI juga menyerahkan bantuan berupa screen house. Menurut Nasser, permasalahan dalam budidaya kentang granola juga disebabkan tidak tersedianya screen house atau media pembibitan kentang yang steril. "Dengan screen house ini, kemungkinan pengembangan bibit kentang akan bisa menghasilkan produksi kentang yang berkualitas ekspor," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar