Pandan. Untuk meningkatkan pembangunan di bidang pertanian, Dinas Pertanian dan Peternakan (Distannak) Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) pada tahun ini akan membangun dua unit fasilitas pengelolaan pupuk organik (UPO) dengan memanfaatkan bahan baku kotoran hewan dan limbah.
Kedua unit pabrik pupuk pupuk organik itu dibangun di dua lokasi berbeda, yakni di Kecamatan Sorkam dan Kecamatan Andam Dewi. Total biaya yang dialokasikan untuk pembangunan kedua unit pabrik itu sebesar Rp 700 juta, atau masing-masing pabrik dianggarkan Rp 350 juta."Seluruh dana pembangunan fasilitas UPO ini diperoleh dari Kementerian Pertanian RI," kata Kepala Dinas (Kadis) Pertanian dan Peternakan (Tannak) Happy Silitonga kepada MedanBisnis, Rabu (21/9) di ruang kerjanya.
Happy berharap, pabrik tersebut nantinya mampu menghasilkan pupuk organik sebagai pendukung ketersediaan pupuk bagi petani di Tapteng. Pasalnya, pemerintah juga menyediakan atau memberikan sebanyak 500 ekor ternak sapi atau masing-masing pabrik memperoleh 250 ekor ternak sapi tersebut.
"Kalau pabrik tersebut sudah berproduksi, tentunya harga pupuk menjadi jauh lebih murah dari yang ada sekarang ini. Hal ini tentunya dapat membantu beban petani yang selama ini begitu kewalahan membeli pupuk, khususnya pupuk organik," sebut Happy Silitonga.
Happy menuturkan, hal ini merupakan salah satu upaya pemerintah Tapteng melalui Distannak dalam membangun pertanian terlebih dalam rangka mengangkat kesejahteraan petani di daerah ini sesuai program Bupati Raja Bonaran Situmeang dan Wakil Bupati Tapteng Syukran J Tanjung.
"Makanya, kita juga berharap dapat membangun seluruh jaringan irigasi yang rusak di daerah ini sehingga pertanaman padi petani dapat dilakukan 2 kali dalam setahun," pungkasnya.
Terpisah, R Sihombing, pemerhati pertanian di Tapteng alumnus pertanian dari salah satu universitas negeri ternama di Indonesia yang juga putra daerah menyambut baik sekaligus menyampaikan apresiasi terhadap upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapteng atas pembangunan fasilitas dan pemanfaatan hasil limbah (UPO) tersebut sebagai bukti atau niat pemda yang menunjukkan keseriusan membangun pertanian Tapteng kearah yang lebih baik.
Sektor pertanian di Tapteng selama ini sangat jauh tertinggal dibanding daerah lain khususnya di Sumatera Utara (Sumut). Padahal, sumber daya alam (SDA) yang ada cukup potensial untuk pembangunan sektor ini. Ketertinggalan ini salah satunya disebabkan ketidakseriusan pemerintah daerah.
"Maka itu kita menyambut program pemerintah dalam rangka pembangunan pertanian. Untuk itu, salah satu upaya yang harus dilakukan adalah membangun sekaligus memperbaiki seluruh jaringan irigasi yang rusak di daerah ini ditambah penyertaan modal bagi petani serta pembangunan fasilitas pendukung pertanian," ucapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar