SEMARANG. Stok beras di berbagai gudang Bulog Jawa Tengah untuk memenuhi kebutuhan beras miskin (Raskin) masih berjumlah 321.847 ton, namun demi alasan untuk memenuhi kebutuhan raskin, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengimpor beras sebanyak 180.000 ton.
Impor beras itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan Raski hingga tiga bulan ke depan. Kebutuhan Raskin di Jateng rata-rata 60 ribu ton per bulan.
Kondisi tersebut ironis, karena persediaan beras miskin di berbagai gudang Bulog di Jateng masih mencapai 321.847 ton, karena hingga September ini baru berhasil menyerap 56,47% dari target penyerapan 2011 sebanyak 570.000 ton. Bahkan pada Oktober mendatang ada beberapa daerah yang mengalami panen.
Keputusan impor beras Provinsi Jateng tersebut diungkapkan Gubernur Jateng Bibit Waluyo usai mengikuti evaluasi pertebuan di
aula kantor Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah beberapa waktu lalu.
"Rencana impor beras untuk memenuhi kebutuhan Raskin ini karena stok raskin di gudang Bulog semakin menipis, sehingga memerlukan impor untuk menutupi kekurangan kebutuhan beras tersebut," kata Bibit Waluyo.
Bulog tidak menerapkan strategi yang tepat dalam pembelian gabah, padi atau beras milik rakyat, imbuh Bibit, seharusnya pembelian gabah maupun padi ini bisa dilaksanakan saat panen raya, tepatnya bulan Januari-Maret 2011, sebagian bisa disimpan di gudang, sedangkan sisanya dapat dibagikan dalam bentuk raskin dan cadangan beras untuk pemerintah daerah.
Namun langkah ini tak diambil Bulog, lanjut Bibit, hingga mengalami defisit raskin dan impor tersebut bakal dialokasikan untuk pembagian raskin mulai bulan Oktober hingga Desember 2011.
Kebutuhan beras masyarakat miskin di Jateng, menurut Bibit Waluyo, mencapai 60.000 ton per bulan, sehingga untuk memenuhi kebutuhan untuk tiga bulan mendatang, maka total impor raskin untuk Jateng mencapai 180.000 ton.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar