Medan. Mensukseskan program swasembada daging sapi dan kerbau (PSDSK) 2014, pemerintah akan mulai melakukan pendataan populasi hewan ternak tersebut yang dimulai dari tanggal 2 Juni hingga 30 Juni 2011.
Kepala Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Erwin Said, mengatakan, pendataan PSDSK 2014 akan mendapatkan data populasi sapi potong, sapi perah dan kerbau secara lengkap di seluruh Indonesia yang akurat, objektif, dapat terpercaya dan terkini."Swasembada daging sapi dan kerbau ini guna pemenuhan kebutuhan konsumsi daging yang berkualitas dan layak," ujarnya kepada wartawan, Rabu (1/6).
Menurutnya, metode pengumpulan data PSPK 2014 berdasarkan identifikasi dan getok ular (snowballing). Dimana, pengidentifikasian dilakukan terlebih dahulu mengkonfirmasi keberadaan rumahtangga yang terdapat pada file preprinted dengan narasumber utama seperti lurah dan kepala desa. Hasil konfirmasi yakni identifikasi rumah tangga/perusahaan yang memelihara atau memperdagangkan sapi potong, sapi perah dan kerbau.
Selanjutnya, petugas mengunjungi kemudian melakukan proses snowballing dengan menanyakan pada rumah tangga tersebut apakah ada yang memelihara hewan tersebut yang masih dalam satu desa.
“Metode yang dilakukan adalah penyisiran (sweeping) dan getok ular (snowballing). Penyisiran berdasarkan informasi yang diperoleh dari narasumber yang ada di desa. Selanjutnya, petugas melakukan proses snowballing untuk mendapatkan data,” jelasnya.
Dikatakan Erwin, penentuan desa yang berpotensi ternak sapi potong, sapi perah dan kerbau berdasarkan data sensus pertanian 2003 dan sensus penduduk tahun 2010.
Untuk jumlah petugas yang melakukan pendataan sebanyak 7.632 orang yang terdiri dari petugas lapangan (PCL) sebanyak 5.770 orang, petugas lapangan (PML) sebanyak 1.443 orang dan koordinator statistik kecamatan (KSK) 419 orang.
Memang, diakuinya, untuk data populasi sapi dan kerbau di Indonesia tidak diketahui dengan pasti. Untuk itu dari hasil data inilah nantinya menjadi referensi selanjutnya ditahun-tahun mendatang. Jumlah ternak sapi potong menurut umur, jenis kelamin dan rumpun ternak sehingga mempermudah prediksi sapi potong sebagai ketersediaan daging termasuk betina yang produktif.
"Belum ada data sebelumnya. Jadi ini yang akan kita lihat tentang stok dan populasi ternak di Indonesia termasuk juga Sumut," ungkapnya.
Kepala Bidang Budidaya Ternak Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumut, Sudirman Pulungan mengakan, pendataan populasi yang dilakukan untuk mengetahui dengan pasti dan akurat tentang data dan keberadaan sapi dan kerbau untuk mendukung swasembada daging 2014.
"Selama ini pendataan ada, tapi dilakukan oleh tingkat 2 yang dikumulatif propinsi. Jadi pendataan ini nantinya juga diketahui secara nasional," ucapnya.
Untuk Sumut, tambahnya populasi sapi untuk konsumsi pangan masyarakat mencukupi yakni berkisar 387.337 ekor dan kebutuhan hanya mencapai 215 ekor. Selama ini sapi impor yang masuk hanya berkisar 40% saja memenuhi kebutuhan, selebihnya atau sekitar 60% berasal dari sapi lokal.
"Kita juga terus melakukan program penyebaran ternak, bantuan hewan produktif dan pencegahan pemotongan betina produktif kepada masyarakat untuk mendukung swasembada daging tahun 2014," tutur Sudirman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar