Pekalongan. Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia menyatakan, jumlah bobot tanaman tebu yang saat musim hujan mampu mencapai 1.500 kuintal per hektare diperkirakan akan turun 50% atau sekitar 750 kuintal saat musim kemarau.
Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Pekalongan, Slamet di Pekalongan, Kamis (2/6) mengatakan, turunnya bobot tanaman tebu ini mengakibatkan para petani khawatir karena hasil panen tidak sesuai yang diharapkan. "Saat memasuki musim kemarau, kami memastikan tanaman tebu tidak bisa berkembang subur sehingga akan mengurangi bobot tanaman pemanis itu," katanya.
Dikatakannya, saat masa tebang pada musim hujan lalu, produksi tanaman tebu mampu mencapai 1.500 kuintal per hektare tetapi pada menjelang musim kemarau diperkirakan hanya mencapai sekitar 750 kuintal saja.
Menurut dia selain dihadapkan pada turunnya bobot tanaman tebu, para petani juga terbebani biaya angkut tebu yang semula hanya Rp7.500 per kuintal kini naik menjadi Rp8.900 per kuintal. "Jujur saja, para petani selalu terkadang dihadapkan pada masalah yang dilematis sehingga mereka terkadang tidak bisa menikmati dari hasil panennya," katanya. (ant)
Dikatakannya, saat masa tebang pada musim hujan lalu, produksi tanaman tebu mampu mencapai 1.500 kuintal per hektare tetapi pada menjelang musim kemarau diperkirakan hanya mencapai sekitar 750 kuintal saja.
Menurut dia selain dihadapkan pada turunnya bobot tanaman tebu, para petani juga terbebani biaya angkut tebu yang semula hanya Rp7.500 per kuintal kini naik menjadi Rp8.900 per kuintal. "Jujur saja, para petani selalu terkadang dihadapkan pada masalah yang dilematis sehingga mereka terkadang tidak bisa menikmati dari hasil panennya," katanya. (ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar