Jakarta . Inflasi Maret 2013 yang merupakan inflasi tertinggi (year on year) dalam lima tahun terakhir dinilai tidak murni hanya karena kenaikan harga pangan tetapi juga akibat wacana kenaikan harga BBM, kata pengamat ekonomi dari INDEF Enny Sri Hartati.

"Saya tidak yakin inflasi Maret ini "pure" karena bahan makanan, pasti ada dampak dari rentetan ekspektasi inflasi akibat wacana kenaikan harga BBM juga," ujar Enny saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

Enny mencontohkan dengan kejadian tingginya inflasi pada awal tahun 2012 akibat pada tahun sebelumnya ada wacana kenaikan harga BBM.

"Mestinya kita kan belajar dengan kejadian 2012. Jadi ketika 2011 lalu kita hiruk pikuk mewacanakan kenaikan BBM, pada Januari Februari 2012 inflasinya tinggi," ujar Enny.

Menurutnya, hal tersebut menjadikan ekspektasi inflasi yang berlebihan di masa yang akan datang.

"Jadi ini yang menyebabkan harga bahan-bahan makanan ini hampir semuanya naik pasti ada kaitannya dengan wacana kenaikan harga BBM itu. Orang juga kalau sudah naikkan harga, susah turunnya kan," katanya.

Selain itu, lanjut Enny, kenaikan harga Tarif Dasar Listrik (TDL) secara bertahap juga dinilai akan menyebabkan terjadinya inflasi berantai.

"TDL ini kan ditentukan tiga kali juga dilema sebenarnya. Kalau kemarin langsung 15 persen itu memang akan sangat menghantam daya beli tetapi dengan bertahap begini ini inflasinya akan berantai terus," kata Enny.

Enny mengatakan, ketika April ini TDL dinaikkan lagi maka pengusaha akan menaikkan harga lagi untuk sektor-sektor industri, begitu pula ketika kenaikan pada tahap ketiga.

"Inflasinya jauh lebih besar kalau dibikin bertahap tiga kali begini kenaikan TDL-nya. Kalau kenaikannya sekali saja pengusaha tidak punya alasan lagi untuk menaikkan harga," ujar Enny.