Minggu, 27 Mei 2012

Kementan Turunkan 100 Profesor Riset ke Perbatasan

Bogor. Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian pada tahun ini menurunkan 100 profesor riset ke kawasan perbatasan serta daerah tertinggal di seluruh Indonesia.
Kepala Badan Litbangtan Haryono di Bogor, Jumat (25/5) mengatakan, para profesor riset tersebut ditugaskan untuk melakukan penelitian guna menggali potensi, khususnya sektor pertanian, di wilayah-wilayah itu.

"Mereka nantinya diharapkan mampu mengeluarkan rekomendasi-rekomendasi teknologi seperti apa yang diperlukan di kawasan perbatasan serta daerah tertinggal itu," katanya di sela Rapat Kerja Badan Litbang Pertanian 2012.

Haryono mengatakan, fokus penelitian yang dilakukan di wilayah perbatasan serta daerah tertinggal tersebut tidak hanya menyangkut upaya peningkatan produktivitas tanaman pangan namun juga dalam meningkatkan kesejahteraan petani.

Saat ini, tambahnya, baru 8-12 wilayah yang ditempatkan para profesor riset tersebut antara lain kawasan perbatasan di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi, sedangkan untuk Papua dan Maluku  belum dengan pertimbangan lokasinya terlalu sulit.

"Mereka rencananya ditempatkan di wilayah perbatasan maupun daerah tertinggal tersebut selama 10 hari, nantinya akan disusul oleh peneliti senior dan peneliti muda," katanya.

Salah satu kegiatan penelitian padi yang akan dilakukan yakni pengembangan padi di lahan rawa maupun lahan kering yang saat ini dinilai belum optimal.

Menurut Haryono, lahan rawa maupun lahan kering memiliki potensi produksi yang cukup tinggi karena bisa meningkat antara 2-3 ton per hektare. Sedangkan peningkatan produktivitas padi di Jawa, saat ini sudah optimal hanya sekitar 0,1-0,2 ton per hektare.

Pada tahun ini pemerintah menargetkan produksi padi sebanyak 72,02 juta ton gabah kering giling  yang mana pada 2014 diharapkan terdapat suplus 10 juta ton beras.  (ant)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar