Malang. Harga cabai rawit yang terus melambung hingga mencapai Rp35 ribu sampai Rp40 ribu/kg dalam beberapa pekan terakhir ini menjadi salah satu pemicu inflasi pada Maret di Kota Malang, Jawa Timur, yang mencapai 0,01 persen.

Menurut Kasi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang Erny Fatma Setyoharini, angka inflasi Maret tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai 0,18 persen.

"Tahun lalu harga cabai rawit sempat menjadi penyebab utama inflasi di Malang dan kelihatannya tren kenaikan harga cabai ini bisa mengulang 2011," katanya hari ini.

Selain harga cabai, katanya, yang menjadi pemicu utama inflasi di Kota Malang adalah kenaikan tarif angkutan antarkota, baik untuk orang maupun barang. Masyarakat Kota Malang banyak yang bekerja di luar kota, sehingga banyak menyedot anggaran.

Ia mengatakan, isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) membuat sejumlah pengusaha angkutan menaikkan tarifnya dengan memberlakukan tarif batas atas. Meski akhirnya tidak jadi naik, tarifnya tidak diturunkan.

Beberapa komoditas yang juga memicu inflasi adalah gula pasir, rokok kretek filter, upah pembantu rumah tangga, roti manis serta pertamax. Pada bulan lalu komoditas tersebut relatif ada kenaikan harga.

Sementara beberapa komoditas yang justru memicu deflasi adalah harga beras, daging ayam ras, kentang, kelapa, apel, telur ayam ras, tomat, bawang merah, emas perhiasan, dan angkutan udara.