LAMPUNG. Melancong ke Lampung sangat menyenangkan. Provinsi paling selatan di Pulau Sumatera ini selain kaya berbagai objek wisata alam dan laut juga dikenal memiliki aneka ragam makanan khas.
Untuk mencari oleh-oleh khas Lampung pun tidaklah sulit. Khususnya Bandar Lampung sebagai ibu kota provinsi. Aneka makanan, seperti pempek, keripik pisang, keripik singkong, lempok, manisan lampung, kerupuk ikan, kemplang, sambal lampung, hingga tempoyak ini menjadi oleh-oleh andalan khas lampung.
Dari aneka kuliner tersebut yang menjadi andalan makanan khas Lampung adalah keripik pisang dan singkong. Camilan ini memiliki aneka rasa mulai dari manis, gurih, asin, keju, ataupun cokelat.
Untuk mendapatkan camilan murah meriah ini sangat mudah. Selain dijual di supermarket dan toko-toko makanan, kita juga dapat mengunjungi sentra produksi keripik di Jalan Pagar Alam, Gang Purnawirawan (Gang PU), Segalamider, Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung.
Butuh waktu sekitar 15 menit untuk mencapai daerah ini dari Terminal Rajabasa.
Di sepanjang areal 2 km ini, kita dapat melihat di sebelah kanan dan kiri jalan, banyak aneka jenis keripik olahan. Mulai dari pagar dan ruko yang disulap menjadi tempat berdagang keripik, hingga warung-warung buatan baik dari geribik dan papan yang menjajakan produk olahan hasil bumi tersebut.
Jika kita juga ingin mencicipi keripik yang lain, Anda tidak perlu khawatir, di sini juga ada keripik lain, seperti keripik sukun, talas, keripik ubi jalar, keripik nangka, dan tentunya dengan harga yang sangat terjangkau dan kualitasnya tidak diragukan lagi.
Varian rasanya pun—terutama keripik pisang—relatif menyesuaikan dengan selera, mulai dari rasa balado, bumbu jagung bakar, cokelat, keju, stroberi, melon, dan asin-manis.
Salah seorang produsen sekaligus pedagang keripik, Suheri mengatakan pelanggan keripik olahannya bukan saja berasal dari Bandar Lampung, melainkan juga daerah lain di Lampung, seperti Natar, Lampung Selatan. Bahkan, jika sedang musim liburan, pengunjung yang datang kebanyakan berasal dari luar Lampung, seperti Palembang, Jambi, dan Jakarta.
Suheri mengatakan untuk memenuhi kebutuhan produksinya, dalam satu hari rata-rata membutuhkan bahan baku untuk membuat olahan keripik jenis singkong sebanyak 7 kuintal, sedangkan untuk keripik pisang memerlukan bahan baku 250 sisir pisang.
Adapun jenis hasil produksi, kata Suheri, untuk keripik singkong, di antaranya bervariasi rasa balado dan bumbu jagung bakar. Sedangkan untuk keripik pisang, di antaranya rasa cokelat, keju, stroberi, melon, balado, jagung bakar, dan asin-manis.
Dari sisi pembuatan, Suheri mengatakan meski secara umum masih menggunakan peralatan tradisional dan manual. Namun soal kualitas dan rasa menjadi jaminan dan prioritas barang dagangannya tersebut. "Soal kualitas dan rasa nomor satu. Yang penting, pembeli puas dan mau kembali belanja ke sini," ujar dia saat ditemui
Mengenai harga, Suheri mengaku menjualnya secara grosir dan eceran. Untuk harga keripik singkong dijual grosir Rp10 ribu/kg mininal membeli 10 kg. Sedangkan untuk keripik pisang, harganya bervariatif bergantung rasa berkisar Rp25 ribu—Rp35 ribu/kg. "Tapi untuk harga eceran, harganya lebih mahal sekitar Rp5.000/kg," kata Suheri.
Sementara itu, Ketua Kelompok Usaha Bersama Telo Rezeki, Sucipto Adi mengatakan saat ini di kawasan sentra produksi keripik Lampung sudah banyak pedagang dan produsen yang menjajakan cemilan ini. Namun, yang resmi terdaftar di dalam kelompoknya baru 26 produsen dan 16 pedagang keripik.
Sucipto menjelaskan daya beli masyarakat terhadap produk olahan keripik setiap waktu meningkat, terutama saat hari libur atau ada momen khusus seperti hari raya. Dalam momen tersebut, rata-rata pedagang dalam sehari bisa menghasilkan pendapatan Rp1,2 juta hingga Rp1,5 juta. (lampung post)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar