Lubuk Pakam. Sebagian besar masyarakat kita sepertinya belum memanfaatkan keberadaan kulit jagung. Setiap musim panen tiba, kebanyakan para petani membuang kulit jagungnya begitu saja, meski ada juga yang menjadikannya sebagai pakan ternak.Tapi tetap saja banyak kulit jagung yang terbuang percuma.
Namun tidak demikian halnya dengan Kembang. Wanita berusia 33 tahun ini justru menjadikan kulit jagung sebagai sumber penghasilan yang luar biasa dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Di tangan Kembang kulit jagung merupakan bahan baku kerajinan tangan untuk dijadikan berbagai souvenir maupun aksesoris berupa bross, jepit rambut, kerabu, bunga tangkai, bunga ranting dan kotak antaran untuk pertunangan/perkawinan.Selain itu, wanita bertubuh padat yang mengerjakan seluruh kerajinan tangan di rumahnya Jalan Pembangunan II Desa Sekip Lubukpakam ini juga menerima pesanan kotak sarung tenunan,bahan baju dan dasi. Hanya saja, karena masih kekurangan modal, kerajinan yang baru dimulai tiga tahun ini masih belum mampu mengembangkan usahanya lebih besar lagi, sehingga kerajinan tangan itu baru dikerjakan jika ada pesanan.
Maka tidak heran jika ada konsumen yang ingin membeli aksesoris dengan jumlah besar harus di pesan minimal satu bulan sebelumnya. “Membuat berbagai aksesoris kan cukup rumit, sehingga membutuhkan kesabaran dan ketelitian agar hasilnya lebih baik. Jadi kalau saya punya tambahan modal, saya bisa stok barang, termasuk menambah tenaga kerja,” kata wanita yang masih single ini, Selasa (25/1).
Hal itu diungkapkannya ketika Kepala Dinas Koperasi dan UKM Deliserdang Hj Syarifah Alwiyah menyambangi rumahnya. Kembang jugamengatakan ingin mendirikan galery kecil yang sudah lama didambakannya.
Kata Kembang, permintaan kerajinan tangan hasil karyanya itu bukan saja datang dari Deliserdang dan Medan saja tapi juga sampai ke Tapanuli Selatan. Banyaknya pemintaan itu, menurut Kembang, karena hasil kerajinan tangannya jauh lebih indah dan cerah dibandingkan dari Pulau Jawa yang warnanya agak kusam.
Biasanya, permintaan aksesoris mengalami peningkatan mulai bulan Maret hingga menjelang bulan Ramadhan. Sementara kotak sarung tenun, bahan baju dan kotak dasi mengalami permintaan yang cukup pesat awal Januari sampai dengan Desember.
“Saya juga sudah ikut berbagai pameran baik di tingkat Deliserdang maupun Sumatera Utara. Baru-baru ini juga Ketua Dekransda Deliserdang Ibu Hj Anita Amri Tambunan telah memberikan bantuan alat cetak, sehingga mempermudah saya menentukan bentuk aksesoris,” paparnya ramah.
Menyangkut bahan baku kulit jagung, Kembang mengaku tidak mendapat kesulitan karena dimana ada petani yang panen jagung ia langsung turun ke lokasi. Malah saat ini ia telah memiliki stok untuk satu tahun.
Terhadap harga, ia mengatakan bervariasi tergantung bentuk dan ukurannya. Untuk bross besar Rp 10.000 per piece,sedang Rp 8.000 dan kecil Rp 5.000, jepit rambut Rp 13.000, bunga tangkai Rp 8.000 dan bunga tangkai ranting Rp 10.000 per piece.
Dikatakan, proses pemutihan dan pengeringan daun jagung memerlukan waktu dua hari sedangkan sampai proses pembuatan memakan waktu satu minggu. Kembang juga mempraktikkan cara pembuatan bunga dari kulit jagung. Namun ketika ditanya penghasilannya perbulan, Kembang hanya melempar senyum tanpa mau membeberkannya. “Pokoknya cukuplah untuk kebutuhan hidup,” ucapnya.
Menanggapi masalah permodalan, Hj Syarifah menyebutkan kalau pihaknya sudah memfasilitasi untuk mendapat batuan modal bina lingkungan dari Jamsostek di Kecamatan Tanjungmorawa. “Proposalnya sudah kita layangkan dan saat ini sedang di proses. Kita juga berharap dalam waktu dekat ini bantuan itu sudah bisa cair,” katanya. (antara)
pagi hari yang cerah dan sangat menyenangkan, semoga sepertii itulah yang anda rasakan juga, mari kita kobarkan semangat untuk berkreasi di setiap jengkal blog. kami new bie pingin mendapat link satu aja dari sini, harus puasa berapa hari atau apa syarat untuk dikabulkannnya..blog anda asangat mantab sekali.
BalasHapus